Menurut dia, diharapkan tahun 2024 masalah infrastruktur jalan bisa terbangun. Hal itu demi kenyamanan lalu lintas masyarakat.
Untuk pembangunan, analoginya 1 km membutuhkan anggaran Rp 2 miliar lebih. Termasuk gorong-gorong dan saluran drainase.
“Apapun bentuk pembanguannya, curhat dari masyarakat ini sebagai kontrol sosial. Justru bagus dalam artian bahwa mengingatkan kembali kepada kita sebagai pemerintah,” tuturnya.
Baca Juga:Terjawab, Guru Viral Husein Ali Rafsanjani Pilih Mengajar di Bandung Ketimbang PangandaranRibuan Massa Demo Jalan Rusak di Kantor Bupati Tasikmalaya, Mendesak Jalan Perbatasan Sukaraja dan Parungponteng Segera Diperbaiki
Menurut dia, pihaknya paham dengan harapan masyarakat. Namun, kondisi anggaran memang menjadi kendala. Apalagi ketika pandemi Covid-19, semua kegiatan batal karena adanya refocusing anggaran.
“Bahkan yang sudah ada plang dan akan dilaksanakan pun sampai tidak jadi, itu harus paham. Bukan tidak dilaksanakan, melainkan di refocusing. Karena ada kegiatan yang lain sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mana anggaran berbagai program dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Kan masyarakat tidak tahu, yang penting jalan rusak diperbaiki,” ujarnya. (obi)