“Sekarang di Kabupaten Tasikmalaya sudah terjadi aksi demonstrasi besar-besaran. Ini aksi dari masyarakat dan catatan, kalau bupati tidak ingin menemui, kami akan menginap di sini (gedung bupati),” katanya.
Mujib menjelaskan, jalan rusak penghubung dua desa itu panjangnya mencapai 7,5 km.
Di sepanjang jalan tersebut, sering terjadi kecelakaan. Itu yang menjadi bahan untuk meminta segera dilakukan perbaikan.
Baca Juga:Pendaftaran Bacaleg Selesai, Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Keluhkan Belum Bisa Akses SilonJaga Budaya Sunda, Pemdes Purwasari Kecamatan Cisayong Bentuk Grup Calung
“Karena terlalu banyak masyarakat yang memang terkena kecelakaan dampak dari jalan jelek tersebut,” keluhnya.
Selain itu, kata dia, mahasiswa dan masyarakat ingin bergerak bersama untuk mengawal terkait jalan ini untuk segera diperbaiki sampai tuntas.
“Kenapa menuntut masalah perbaikan jalan ini? Dikarenakan berpengaruh terhadap masalah ekonomi, pendidikan dan masalah kesehatan. Kalau misalkan IPM Kabupaten Tasikmalaya rendah, saya rasa salah satunya infrastruktur jalan di Kabupaten Tasikmalaya tidak tersentuh perbaikan,” tegas dia.
Kata Mujib, walaupun bupati tidak hadir maka masyarakat dan mahasiswa akan menginap di gedung bupati. Ini menurutnya, menjadi catatan.
Sebab, kegagalan pemimpin itu salah satunya tidak mau menemui rakyatnya. “Saat politik dijanjikan, namun giliran seperti ini memiliki keluh kesah malah didiamkan,” kata dia mengeluhkan.
Mujib menambahkan, sempat disinggung terkait tidak akan bayar pajak jika jalan tersebut tidak segera diperbaiki. Itu merupakan responsif dari masyarakat, kalau secara utuhnya ketika membayar pajak, mungkin itu salah satu pembagiannya untuk infrastruktur.
“Kenyataannya tidak ada perbaikan sama sekali. Saya meyakini, mau seperti apapun warga di dua desa itu, tetap tertib dalam masalah kewajiban (bayar pajak). Namun, kembali lagi kepada pemerintah daerah, kewajiban mereka sebagai pemangku kebijakan itu di mana,” tuturnya.
Baca Juga:Tingkatkan Jaringan Irigasi Desa Guranteng, Puluhan Hektare Sawah Bisa TeraliriMahasiswa Jadi Pelopor dan Pelapor, STAI Al Hidayah Kunjungi KPAID Kabupaten Tasikmalaya
Tisna salah satu warga mengatakan, sebagai masyarakat mengaku sudah lama menunggu perbaikan. Namun jalan penghubung dua desa itu tidak kunjung diperbaiki.
“Warga sudah jenuh, padahal akses yang sangat diperlukan oleh masyarakat Barumekar dan Sirnajaya, itu merupakan jalan satu-satunya yang menunjang perokonomian, pendidikan dan kesehatan,” ungkapnya.
“Ada kalanya ketika orang mau melahirkan terkena imbasnya. Akibat dari jalan yang rusak, sampai-sampai melahirkan di jalan. Kalau kecelakaan sudah tidak terhitung,” ucapnya.