Beberapa jam kemudian, Elon Musk memperbaiki tweet-nya untuk mengklarifikasi bahwa yang dia maksud adalah perusahaan akan memproduksi dengan tingkat tahunan sebanyak 500.000 kendaraan pada akhir tahun.
SEC berusaha memperlakukan Elon Musk sebagai orang yang melanggar perjanjian tahun 2018.
Hakim dalam perselisihan itu meminta Tesla, Musk, dan SEC untuk menyelesaikan perbedaan mereka dan mencapai kesepakatan baru.
Baca Juga:VIRAL! Makan Malam Ala Erling Haaland sebelum Pertandingan Man City vs Real Madrid di Liga ChampionsSoal Masa Depan Jude Bellingham, Real Madrid dan Man City Bisa Gigit Jari
Kesepakatan tersebut mereka capai pada April 2019 yang memberikan kebebasan kepada Elon Musk untuk menggunakan Twitter—dengan batasan tertentu—tanpa takut dia anggap melanggar perintah pengadilan sebelumnya.
Elon Musk dapat mengirim tweet sesuai keinginannya kecuali saat menyangkut peristiwa atau tonggak keuangan tertentu.
Dalam kasus-kasus tersebut, Elon Musk harus meminta persetujuan sebelumnya dari seorang pengacara sekuritas. Sesuai dengan perjanjian yang diajukan di pengadilan federal Manhattan.
Pada tahun 2022, para pengacara Elon Musk mengajukan permohonan untuk mengakhiri perintah damai tahun 2018. Tuduhannya bahwa SEC telah menyalahgunakannya untuk ”memulai penyelidikan tanpa batas” terhadap pidato Elon Musk. Ini mengganggu hak konstitusionalnya untuk kebebasan berbicara.
Hakim Distrik Amerika Serikat Lewis Liman menolak permohonan tersebut dan perjanjian penyelesaian tetap berlaku.
Para pengacara mengajukan banding atas putusan tersebut, sehingga masalah ini dikirim ke Pengadilan Banding Sirkuit Amerika Serikat kedua. (*)
Sumber: TechCrunch+