RADARTASIK.ID – Anda mungkin pernah melihat bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda masih berdiri kokoh sampai sekarang. Bahkan tak sedikit yang membanggakan dan membandingkan kualitasnya dengan kebanyakan bangunan zaman modern yang terkesan lebih rapuh dan tidak sekokoh bangunan peninggalan Belanda.
Contoh saja bangunan-bangunan yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta, Jalan Braga Bandung, bangunan tua di Jogkakarta, dan wilayah lain yang pernah menjadi basis Belanda masa menjajah Indonesia.
1. Dinding Lebih Tebal
Menurut Kementerian PUPR rahasia awetnya bangunan zaman Belanda adalah ketebalan dinding bangunannya yang rata-rata berkisar antara 80cm-100cm. Jika and pernah mengunjungi kawasan Kota Tua atau bangunan peninggalan kolonial Belanda lainnya ketebalan dindingnya memang sangat jauh dengan bangunan moderen yang rata-rata hanya sekitar 15cm.
2. Struktur Utama
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini Akan Diguyur Hujan Siang Sampai Sore19 SD dan 26 SMP Mendapat Rehab Tahun Ini dari DAK
Pada bangunan peninggalan kolonial, dinding juga sekaligus berfungsi sebagai struktur utama. Itu lah sebabnya temboknya dibuat dengan sangat tebal. Agar mampu menopang semua beban bangunan.
Sedangkan pada bangunan modern, struktur utama dibuat terpisah menggunakan besi beton. Dinding tembok hanya berfungsi sebagai kulit atau pembatas ruang. Untuk dapat mendirikan kontruksi beton yang baik diperlukan keahlian dan pengetahuan yang cukup.
3. Arsitektur dan Material
Arsitektur fan material bangunan kolonial rata-rata dirancang dengan mempertimbangkan keadaan alam, cuaca, suhu, jalur air atau drainase, hingga potensi-potensi bencana. Material terbaik dan paling tepat juga digunakan untuk seluruh bagian bangunan.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dan pemeliharaan rutin akan dapat memperpanjang usia bangunan. Sebaliknya apabila bangunan tidak dijaga dengan baik maka akan cepat rusak. Sebagus apa pun kontruksinya. Itu sebabnya sebagian bangunan zaman kolonial yang tidak terawat juga banyak yang rusak.