Ternyata belum terencana sesuai kebutuhan, minimal yang memang para cabor perlukan saat ikut dalam porprov itu.
Jadi, lanjut dia, ketika ada atlet yang pindah ke daerah lain itu sebuah konsekuensi yang logis.
Tidak bisa melarang, tidak bisa bicara masalah kenapa tidak membela daerah sendiri dan malah membela daerah lain.
Baca Juga:Bonus Atlet Kabupaten Tasikmalaya Suram, Berpeluang Membela Daerah LainLLDIKTI: STMIK Jangan Lepas Tangan Soal Perpindahan Mahasiswa
“Toh kenyataannya mereka tidak mendapatkan apa-apa, penghargaan pun tidak mungkin. Mereka butuh karier yang pasti juga untuk ke depannya. Sangat menyayangkan hal itu terjadi,” ucapnya.
“Di satu sisi tidak bisa berbuat apa-apa ketika menyinggung masalah akomodasi, reward, kejelasan karier para atlet,” tuturnya.
Memang, kata dia, di Kabupaten Tasikmalaya sudah saatnya pemerintah dan KONI duduk bareng membuat sebuah perencanaan yang jelas tentang pengembangan olahraga. (obi)