Penulis dan peneliti warisan Abdullah Al-Batati mengatakan kepada Arab News bahwa lantai batu tanpa atap dari mataf (tempat para jamaah mengelilingi Ka’bah) sedikit melengkung dan diisi dengan kerikil dan batu-batu yang lebih kecil dari ukuran kacang sebelum diaspal.
”Omar Ibn Al-Khattab adalah orang pertama yang membatu lantai Masjid setelah ekspansi mataf pada tahun 119 H (737-738 M). Selama pemerintahan Al-Walid bin Abdul-Malik, mataf ditutupi dengan marmer. Pada tahun 145 H (762-763 M), lantai lama ditutupi dengan marmer pada zaman Abu Jaafar Al-Mansour. Dan diplester dengan marmer pada zaman Khalifah Abbasiyah pada tahun 284 H (896-897 M),” kata Al-Batati.
”Di tahun 1003 H (1594-1595 M), batu flint diganti dengan batu alabaster. Sedangkan marmer putih terang menutupi lantai mataf pada tahun 1006 H (1597-1598 M) pada masa pemerintahan Sultan Mohammad Khan. Pada tahun 1344 H (1925-1926 M).”
Baca Juga:Meroket, Tingkat Hunian Hotel di Makkah Capai 100 Persen selama Ramadan, Tertinggi Sejak Pandemi Covid-19Gasss! Arus Mudik Jalur Gentong Tasikmalaya Lancar Siang Ini
Dia mencatat bahwa selama pemerintahan Raja Saud, ubin marmer lama diangkat dari mataf lama, dan mataf baru diratakan dan diaspal. Kedua bagian itu mereka pisahkan oleh garis pembatas dari marmer hitam yang mereka bawa dari beberapa tambang di Arab Saudi.
Ekspansi di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Dr. Salma Hawsawi, profesor sejarah kuno di Universitas Raja Saud, mengatakan kepada Arab News bahwa Raja Abdulaziz melakukan ekspansi di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Ini berlangsung hingga masa pemerintahan Raja Khalid pada tahun 1970-an dan 1980-an. Yang terakhir mengeluarkan perintah untuk memperluas Masjidil Haram dalam bentuknya saat ini. Dan menutupi lantainya dengan marmer tahan panas yang kerajaan impor dari Yunani pada tahun 1978.
Raja Khalid memerintahkan penutupan Masjidil Haram di Makkah menggunakan marmer putih tahan panas untuk meratakan situs dan menghilangkan batu kerikil. Dengan demikian, mataf bisa menampung jumlah jamaah dan jamaah haji yang semakin meningkat dengan nyaman.
”Ekspansi kedua Masjidil Haram terjadi antara 1985 dan 1986 selama pemerintahan Raja Fahd, yang juga memerintahkan penutupan halaman sekitar Ka’bah dan lapangan sekitar Masjidil Haram dengan marmer putih dingin secara melingkar dan berjajar, sehingga cocok untuk beribadah,” kata Hawsawi kepada Arab News.