Pemikiran yang sama juga berlaku untuk Espargaro, yang tidak memiliki masalah dalam bersaing dengan motornya. Bahkan, Vinales berhasil mengantar RS-GP ke podium di Portugal dan saat ini menjadi pembalap Aprilia dengan posisi tertinggi dalam klasemen (peringkat 5, terpaut 18 poin dari Bezzecchi dan 9 poin dari Bagnaia).
Jadi, jelas terlihat bahwa Pecco Bagnaia memiliki kesempatan emas di tangannya. Bukan karena dia tidak memiliki pesaing (Bezzecchi cepat dan masih bisa memenangkan balapan, hanya sebagai contoh). Tetapi karena pesaing terberatnya dalam perburuan gelar sedang tidak berlaga atau mengalami kesulitan. Situasi ini tidak selalu akan tetap sama dan comeback selalu mungkin terjadi (tahun lalu Pecco berhasil mengejar defisit 91 poin dan musim ini dengan adanya sprint race. Ada lebih banyak poin yang bisa didapat setiap akhir pekan). Oleh karena itu penting untuk mengumpulkan sebanyak mungkin poin sebagai cadangan untuk saat-saat sulit.
Bagnaia pernah meraih kemenangan di Austin dalam Moto2 pada tahun 2018 (tahun saat dia meraih gelar juara dunia). Dan juga meraih podium di MotoGP pada tahun 2021. Sehingga bukanlah trek yang mustahil baginya dan juga bagi Ducati, yang meraih kemenangan di sana musim lalu dengan Bastianini. Dengan Marquez dan Rins, Enea melengkapi daftar pemenang di CotA. Juara dunia seharusnya bisa menambahkan namanya dalam daftar tersebut. Namun dia harus menyadari bahwa lawan pertamanya akhir pekan ini akan menjadi… dirinya sendiri. (*)
Sumber: Gpone