RADARTASIK.ID – Ekonom El Salvador meminta pemimpin negaranya Nayib Bukele menyumbangkan bitcoin yang ia miliki kepada warga miskin. Negara Amerika Tengah itu telah melakukan legal tender sejak 2021 dengan menjadikan bitcoin sebagai mata uang resmi berdampingan dengan uang fiat.
Profesor Universitas UCA El Salvador Rafael Lemus berpendapat bahwa negaranya telah gagal dalam mengadopsi Bitcoin. Hal ini dikarenakan angka kerugian yang di akibatkan Bitcoin sampai saat ini belum kembali pulih.
“Sama seperti dia menghabiskan lebih dari US$2 juta dalam Bitcoin. Mengapa tidak membatalkan investasi itu, memulihkan apa yang dia bisa dan mengalokasikannya ke rumah tangga termiskin,” kata Lemus.
Baca Juga:Daftar 10 Pemain Remaja Termahal Sepanjang MasaKomunitas Vario 150 Ajak Masyarakat Ramaikan Khitanan Masal Gratis!
El Salvador mengadopsi Bitcoin pada saat pasar crypto sedang hype dan bullish tahun 2021. Saat itu aset crypto dengan kode BTC ini melesat terbang dengan hingga nilainya hampir menembus Rp 1 Miliar. Yakni sekitar Rp 970 jutaan. Namun beberapa pekan setelah musim yang disebut orang sebagai era pecahnya buble 5 tahunan itu, kejayaan Bitcoin berakhir.
Perlahan nilainya terus merosot dan penurunan terdalam terjadi pada pertengahan 2022. Saat itu nilai Bitcoin terus terkoreksi hingga ke jurang yang dalam menembus angka Rp 300-an juta saja.
Bitcoin Merangkak Naik
Kini Bitcoin kembali berusaha merangkak naik di tengah berbagai sentimen negatif yang menerpa. Yakni persoalan gugatan hukum tang diterima Binance — market crypto terbesar di dunia — saat ini Bitcoin berada pada kisaran Rp 418 juta – Rp 420 jutaan.
Lemus mengatakan menyumbangkan Bitcoin pada warga miskin merupakan langkah tepat saat ini. Agar, El Salvador tidak semakin jatuh ke dalam kemiskinan yang lebih ekstrem. Hal itu akan berdampak buruk terhadap kesejahteraan rakyat dan perekonomian negara yang telah rontok akibat inflasi tinggi.
Berdasarkan data Nayib Tracker, Presiden El Salvador Nayib Bukele telah mengucurkan dana sekitar US$113 juta untuk memborong Bitcoin. Secara hitungan di atas kertas Bitcoin masih merugi 34 persen akibat crypto winter awal 2022.