TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah aktivis lingkungan hidup meragukan keseriusan Satgas Tasik Resik dalam menangani sampah. Mereka berpendapat bahwa Satgas sebaiknya dibubarkan.
Seperti ungkapan Ketua DPP Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia (LPLHI) Mugni Anwari. Ia menilai liburnya Satgas selama Ramadan tidak masuk akal.
Meski alasannya karena ada evaluasi, namun Mugni melihat itu sebagai bentuk ketidaksanggupan. “Masa karena puasa, jadi tidak beroperasi,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (7/4/2023).
Baca Juga:Pemerintah Desa Sandingtaman Harus Terbuka5 Orang Kedapatan Nyemen di Letnan Harun
Menurutnya evaluasi tidak harus sampai meninggalkan pekerjaan. Satgas bisa tetap menjalankan tugas tanpa harus menghentikan kegiatan bersih-bersih. “Evaluasinya sambil berjalan saja. Kalau tidak sanggup pagi kan bisa sore sambil ngabuburit,” ucapnya.
Selain dinilai tidak serius, ia khawatir Satgas hanya ajang untuk penyerapan anggaran saja. Jika memang seperti itu, menurutnya Satgas tidak perlu dilanjutkan. “Kalau tidak serius apalagi ada motif lain, lebih baik bubarkan saja,” tuturnya.
Terpisah, Ketua DPD LPLHI Kota Tasikmalaya Asep Devo juga sepakat. Ia menilai terhentinya gerakan Satgas merupakan hal yang sangat lucu. Satgas menyerah melakukan aktivitas karena puasa.
Padahal seharusnya ini waktu yang tepat untuk mendulang pahala selama Ramadan. “Lucu kalau libur hanya karena puasa,” terangnya.
Persoalannya, volume sampah selama bulan Ramadan mengalami peningkatan. Otomatis kebutuhan tenaga untuk penanganan jauh lebih banyak. “Kan aneh ketika lebih dibutuhkan malah libur,” tuturnya.
Ia sepakat jika Satgas Tasik Resik tak perlu berlanjut. Sebab dalam pandangannya kinerja mereka tak terlalu serius. “Sudah saja enggak perlu lanjut lagi,” katanya.