TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Ketua KNPI Kota Tasikmalaya Miftah Farid menilai alasan berhentinya aktivitas Satgas Tasik Resik selama puasa cukup aneh.
“Aneh kalau diliburkan karena puasa, produksi sampah kan tidak pernah ada libur,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (5/4/2023).
Menurutnya Ramadan jangan dijadikan alasan untuk berhenti melakukan aktivitas rutin.
Kalaupun ada kendala, tidak berarti harus libur. “Bisa dengan berubah pola atau bagaimana,” katanya.
Baca Juga:Berani Jual Petasan, Pedagang Siap-Siap Kena RaziaPemerintah Kebut Aktivasi KTP Digital, Apa Bedanya dengan E-KTP?
Produksi sampah selama bulan Ramadan, lanjutnya, punya cenderung meningkat. Pemerintah butuh tenaga lebih untuk menangani.
Yang harus pemerintah lakukan adalah menambah tenaga. Bukan berhenti. “Artinya kan sampah meningkat, tapi tenaga berkurang,” ujarnya.
Jika mengacu pada nilai ibadah, seharusnya Satgas lebih semangat bergerak. Sebab mengangkut sampah merupakan ibadah yang memberi bagi masyarakat. “Mengangkut sampah kan juga ibadah,” ucapnya.
Lain cerita jika penghentian aktivitas Satgas Tasik Resik ini merupakan evaluasi yang mengarah pada penghentian permanen. Hal itu lebih rasional dan wajar untuk dilakukan.
“Misal sudah mencapai target atau malah tidak efektif jadi perlu dihentikan, itu lebih rasional,” katanya.
Pria yang aktif dalam Gerakan Donasi Sampah dan Jelantah Ngarah Resik (Gedong Resik) ini mengatakan aktivitas rekan-rekannya sampai sekarang tetap berjalan.
“Hanya saja produksi sampah di sekolah menurun drastis, beda dengan produksi sampah rumah tangga dan di jalan,” ucapnya.