Deddy pun memahami penggunaan anggaran hibah KONI memiliki konsekuensi terhadap pembinaan rutin tiap cabor. Namun saat ini belum ada solusi lain.
“Kami takan cari kambing hitam tapi solusi ke depannya agar olahraga kota lebih baik. Merujuk Perwalkot, kita itu dibatasi. Kalau dinas ada standar pemberian untuk regional, lokal, internasional. Itu sudah seadil dan seterbuka mungkin dengan berbagai risiko,” papar Ketua Perbasi Kota Tasikmalaya itu.
Binpres Cabor Tarung Drajat Acep Mamat menyayangkan kondisi tersebut. Pihaknya meminta KONI sebagai bapak cabor dan instansi terkait bertanggungjawab mencarikan solusi terbaik.
Baca Juga:Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di 24 TitikPemudik Jangan Ngebut, Ciamis Jalur Titik Lelah
“Tak bisa lah Pemkot beralasan tiba-tiba keuangan defisit. Saya mantan atlet juga. Patah tangan dua kali tak pernah tuh dapat dari KONI, Pemkot perhatiannya. Kecewa lah kita,” ujarnya.
Senada dengan Acep, Ketua Pordasi Kota Tasikmalaya Abdullah Ahyani menyebut pemberian bonus atlet saat ini bukan penghargaan melainkan penghinaan.
“Kalau mau gunakan dulu hibah ke KONI kita setuju saja, toh anggaran KONI juga tidak jelas penggunaannya,” keluhnya.
Keberatan Menggunakan Anggaran Hibah KONI
Wakil Ketua Bidang Hukum KONI Kota Tasikmalaya H Dadan Sudrajat menambahkan, pihaknya keberatan apabila bonus atlet menggunakan hibah KONI.
“Sebab apa, kegiatan pembinaan juga cabor-cabor sekarang sudah berjalan. Baiknya cari alternatif lain supaya semua terakomodir, ” tegasnya.