Sampai saat ini mahasiswa berharap bisa tetap lanjut kuliah di STMIK sampai lulus. Pasalnya, dia dan rekan-rekannya menilai bahwa penutupan kampus itu tidak perlu terjadi asal akar masalahnya bisa ditangani . “Kan ketika ada masalah, yang diproses itu orang yang bermasalahnya tidak perlu mengorbankan kampus secara kelembagaan,” ujarnya.
Untuk itu pihaknya menunggu upaya dari DPRD dan juga presidium alumni yang akan bergerak ke kementerian. Karena sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai apa yang menjadi penyebab penutupan kampus.
Pasalnya, mahasiswa masih berharap agar STMIK Tasikmalaya bisa kembali beroperasi. Karena baik merger atau pun transfer mahasiswa secara teknis tidak sesederhana memindahkan dari satu kampus ke kampus lainnya. “Makanya kami berkeinginan bisa menyelesaikan di STMIK (Tasikmalaya),” ucapnya.
Baca Juga:Brigif Raider 13/Galuh Rahayu Bagikan 500 Paket Buka Puasa, 15 Menit HabisBatal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jokowi Minta PSSI Bergerak
Ketika memang pada akhirnya tetap buntu, barulah opsi merger atau pemindahan berlaku. Namun perlu jadi catatan, agar perpindahan tidak hanya berlaku ke kampus-kampus tertentu saja. “Bebaskan mahasiswa untuk memilih kampus tujuan masing-masing,” katanya.
Tentunya, untuk pembiayaan kepindahan tetap menjadi beban yayasan STMIK Tasikmalaya. Sebagaimana komitmen dan kesepakatan antara mahasiswa dan pihak yayasan.(*)