TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivis HMI yang juga Mahasiswa Universitas Perjuangan (Unper) menilai kesiapan perguruan tinggi tersebut dalam menerima migrasi dari STMIK Tasikmalaya perlu pertimbangan matang. Hal ini berkaitan dengan sarana dan fasilitas kampus Unper yang masih belum memadai.
Ketua HMI Komisariat Unper Tasikmalaya Chandra Gunawanda mengatakan bahwa saat ini fasilitas dan sarana kampus masih belum memadai. Dari mulai ruang perkuliahan, sarana parkir, tempat ibadah dan fasilitas lainnya. “Sekarang saja fasilitas yang ada belum memadai,” ungkapnya kepada Radar, Jumat (31/3/2023).
Ketika ada migrasi besar- besaran, tentunya akan terjadi lonjakan jumlah mahasiswa yang signifikan. Hal ini bakal berdampak pada kegiatan perkuliahan di Unper. “Bagaimana bisa membagi ruangan untuk perkuliahan mahasiswa kalau jumlahnya terlalu banyak,” tuturnya.
Baca Juga:Brigif Raider 13/Galuh Rahayu Bagikan 500 Paket Buka Puasa, 15 Menit HabisBatal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Jokowi Minta PSSI Bergerak
Maka dari pihak lembaga Unper seyogianya bisa mempertimbangkan kembali kesiapannya. Jangan sampai mengambil kebijakan yang malah merugikan mahasiswa atau menimbulkan masalah baru. “Kalau dari segi pemasukan tentu ada efek positif, tapi harus perhitungkan kemampuan sarananya juga,” ujarnya.
Sikap dari mahasiswa Unper ini bukan berarti tidak ada empati untuk rekan-rekan di STMIK Tasikmalaya. Karena migrasi kampus pun tentunya bukan proses yang sederhana. “Secara administrasi kan juga harus banyak penyesuaian,” tuturnya.
Justru, khawatirnya migrasi atau perpindahan mahasiswa STMIK Tasikmalaya bisa malah merugikan. Hal itu ketika data riwayat perkuliahan tidak tercatat penuh. “Kan kasihan juga kalau harus mengulang semester,” katanya.
Sebelumnya, Mantan Plt Ketua STMIK Tasikmalaya Rahadi Deli Saputra menyampaikan bahwa pihaknya sedang berupaya menempuh upaya pemindahan mahasiswa. Di mana pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan STMIK DCI dan juga Universitas Perjuangan. “Ke kampus swasta, karena tidak memungkinkan ke negeri,” katanya.
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STMIK Tasikmalaya Fikri Anwar Rafdillah mengatakan, sampai saat ini para mahasiswa masih standby di Tasik. Meskipun sebagian dari mereka berasal dari luar daerah. “Saya juga dari Karawang, ya semua masih standby di Tasik,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (30/3/2023).