BANJAR, RADARTASIK.ID – Keberadaan patung sphinx di Museum The Mummy Banjar Water Park terus mendapat penolakan. Kali ini datang dari ormas Islam, Almuktabar.
Ketua Aliansi Umat Muslim Kota Banjar (Almuktabar) Asep Hizbah mengaku menolak keberadaan patung sphinx yang rencananya akan terpasang di depan Museum The Mummy Banjar Water Park. Ia meminta patung tersebut tak terlalu menonjol.
“Kami tegaskan, kami (Almuktabar, Red) bukan menolak pembangunan Museum The Mummy, tetapi menolak keberadaan patung sphinx itu,” ujarnya.
Baca Juga:Ini Bocoran Pembayaran THR di Kota Banjar, Dinas Tenaga Kerja Akan MengawasiLagi-Lagi Miras Ditemukan di Warung Remang-Remang Pangandaran
“Intinya kami tidak menyetujui patung tersebut di posisikan di depan, karena otomatis para pengunjung akan berfoto di depan patung tersebut,” tambah Asep Hizbah.
Kata Asep Hizbah, sebelumnya wali kota menyebut patung itu memang bukan untuk disembah. “Tapi justru saya pribadi merasa miris. Ketika melihat dari sisi akidah, warga banyak yang merasa bangga bisa berfoto di depan patung yang notabene adalah sphinx, yang menjadi ciri khas Raja Firaun,” ucapnya, Kamis 30 Maret 2023.
Asep Hizbah juga menegaskan, tidak ikut menyepakati hasil dari rapat kepala daerah bersama pihak terkait di ruang rapat Gunung Sangkur Gedung Setda Kota Banjar, Selasa (28/3/2023).
“Kami tetap istiqomah menolak pembangunan atau keberadaan patungnya. Kami tidak hadir dalam pertemuan rapat itu sebagai bentuk pernyataan sikap kami bahwa kami sampai kapan pun tidak menyetujui adanya patung tersebut,” ucapnya.
Anjurkan Sekolah Kunjungi Museum The Mummy
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar H Kaswad sebaliknya. Ia menganjurkan siswa sekolah di Kota Banjar mengunjungi Museum The Mummy ketika wahana edukasi itu sudah mulai buka.
“Saya akan menganjurkan supaya para siswa dari mulai PAUD, TK, SD hingga SMP supaya melihat ke Museum The Mummy. Kami mendukung adanya pembangunan wahana edukasi tersebut,” kata Kaswad.
Kaswad menambahkan, keberadaan Museum The Mummy di BWP tak akan menggerus esksistensi budaya lokal Kota Banjar. Bahkan The Mummy menjadi pelajaran penting yang bisa diterapkan sebagai contoh bagaimana merawat sebuah budaya.