Sebelumnya, Mantan Plt Ketua STMIK Tasikmalaya Rahadi Deli Saputra menyampaikan bahwa soal pemindahan mahasiswa saat ini sedang proses.
Di mana pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan STMIK DCI dan juga Universitas Perjuangan.
“Ke kampus swasta, karena tidak memungkinkan ke negeri,” katanya.
Wakil Ketua STMIK DCI Andri Sukma mengatakan pada dasarnya pihaknya siap saja menerima pelimpahan.
Baca Juga:Sudah Dipecat Baru Mundur, Azies Diberhentikan Jadi Ketua Nasdem Sejak FebruariFIFA Coret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sanksi Menanti
Meskipun dalam kondisi normal, menerima limpahan 800 mahasiswa bukanlah hal yang sehat.
“Kurang baik juga sebetulnya, tapi kan ini kondisinya terbilang darurat,” ujarnya.
Pihaknya siap menerima pelimpahan, namun bukan berarti dengan sistem merger.
Karena penggabungan itu idealnya berlaku untuk dua kampus dengan kondisi yang sama.
“Bukan yang sakit dengan yang sehat bergabung,” ujarnya.
Kesiapan menerima pelimpahan dengan sistem perpindahan atau transfer.
Menurutnya mekanisme tersebut yang masih memungkinkan untuk terjadi.
“Jadi bukan merger, tapi transfer,” ucapnya.
Artinya, ada hal-hal teknis yang harus terpenuhi dari mulai pembiayaan sampai dengan administrasi lainnya.
Selain data mahasiswa, data transkrip nilai pun harus di-input melalui data Dikti.
“Jadi ada hal-hal teknis yang perlu kita perhitungkan,” katanya.
Sementara itu, di STMIK Tasikmalaya sendiri banyak mahasiswa yang belum terunggah transkrip nilainya.
Sedangkan, akses STMIK Tasikmalaya sendiri sudah tertutup untuk input nilai.(rga)