TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mahasiswa STMIK Tasikmalaya minta ada kebebasan dalam menentukan atau memilih kampus baru ketika kampus sudah tidak ada harapan kembali buka.
Meskipun peluangnya sangat tipis, mahasiswa berharap STMIK Tasikmalaya bisa berlanjut atau buka kembali.
Namun, setelah memang buntu, jangan sampai ada pembatasan bagi mahasiswa untuk memilih kampus baru.
Baca Juga:Sudah Dipecat Baru Mundur, Azies Diberhentikan Jadi Ketua Nasdem Sejak FebruariFIFA Coret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sanksi Menanti
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STMIK Tasikmalaya Fikri Anwar Rafdillah mengatakan, sampai saat ini para mahasiswa masih standby di Tasik.
Meskipun sebagian dari mereka berasal dari luar daerah.
“Saya juga dari Karawang, ya semua masih standby di Tasik,” ungkapnya kepada Radar, Kamis 30 Maret 2023.
Sampai saat ini mahasiswa berharap bisa tetap lanjut kuliah di STMIK sampai lulus.
Pasalnya, dia dan rekan-rekannya menilai bahwa penutupan kampus itu tidak perlu terjadi asal akar masalahnya tertangani.
“Kan ketika ada masalah, yang diproses itu orang yang bermasalahnya tidak perlu mengorbankan kampus secara kelembagaan,” ujarnya.
Untuk itu pihaknya menunggu upaya dari DPRD dan juga presidium alumni yang akan bergerak ke Dikti.
Karena sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai apa yang menjadi penyebab ditutupnya kampus.
Baca Juga:Ijazah Perguruan Tinggimu Diragukan? Ini Cara VerifikasinyaTak Ada Merger STMIK Tasikmalaya, Hanya Perpindahan Mahasiswa
“Kami berharap kondisi ini bisa sampai ke menteri supaya bisa tertangani dengan bijak,” katanya.
Pasalnya, mahasiswa masih berharap agar STMIK Tasikmalaya bisa kembali buka.
Karena baik merger atau pun transfer mahasiswa secara teknis tidak sesederhana memindahkan dari satu kampus ke kampus lainnya.
“Makanya kami berkeinginan bisa menyelesaikan di STMIK (Tasikmalaya),” ucapnya.
Ketika memang pada akhirnya tetap buntu, di mana sudah tidak ada harapan STMIK Tasikmalaya ya mau bagaimana lagi.
Namun perlu jadi catatan, agar perpindahan tidak ada batasan di kampus-kampus tertentu saja.
“Bebaskan mahasiswa untuk memilih kampus tujuan masing-masing,” katanya.
Tentunya, untuk pembiayaan kepindahan tetap menjadi beban yayasan STMIK Tasikmalaya.
Sebagaimana komitmen dan kesepakatan yang sudah ada.