TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – STMIK Tasikmalaya mendapat arahan merger dengan perguruan tinggi serumpun untuk kelangsungan perkuliahan mahasiswa.
Salah satunya yakni STMIK DCI yang memiliki sebaran mata kuliah yang serupa.
Menanggapi apa yang terjadi pada STMIK Tasikmalaya, Wakil Ketua STMIK DCI Andri Sukma menyampaikan prihatin.
Baca Juga:Unper-STMIK DCI Siap Tampung Mahasiswa STMIK TasikmalayaAkademisi: Masih Banyak Praktik Nakal Kampus di Tasikmalaya
Tidak ada yang menyangka hal tersebut bisa terjadi apa pun yang menjadi penyebabnya. “Kami sangat tidak menyangka juga,” ucapnya.
Mendapat komunikasi agar bisa menerima limpahan mahasiswa, pada dasarnya pihaknya siap saja.
Meskipun dalam kondisi normal, menerima limpahan 800 mahasiswa bukan lah hal yang sehat.
“Kurang baik juga sebetulnya, tapi kan ini kondisinya terbilang darurat,” ujarnya.
Pihaknya siap menerima pelimpahan, namun bukan berarti dengan sistem merger.
Karena penggabungan itu idealnya berlaku untuk dua kampus dengan kondisi yang sama.
“Bukan yang sakit dengan yang sehat bergabung,” ujarnya.
Kesiapan menerima pelimpahan dengan sistem perpindahan atau transfer.
Menurutnya mekanisme tersebut yang masih memungkinkan. “Jadi bukan merger, tapi transfer,” ucapnya.
Artinya, ada hal-hal teknis yang harus lembaga penuhi dari mulai pembiayaan sampai dengan administrasi lainnya.
Baca Juga:Ini Delapan Tuntutan Mahasiswa STMIK Tasikmalaya kepada Pihak KampusOne Day One Juz, Perangkat Desa Guranteng Diwajibkan Tadarus Rutin
Selain data mahasiswa, data transkrip nilai pun harus ada transfer melalui data Dikti.
“Jadi ada hal-hal teknis yang perlu kita perhitungkan,” katanya.
Sementara itu, di STMIK Tasikmalaya sendiri banyak mahasiswa yang belum terunggah transkrip nilainya ke Dikti.
Sedangkan, akses STMIK Tasikmalaya sendiri sudah tutup dan tak bisa untuk input nilai.
Hal ini tentunya akan merugikan mahasiswa, di mana perkuliahan yang sudah mereka jalani di semester tertentu dianggap tidak ada.
Terkait hal itu, Mantan Plt Ketua STMIK Tasikmalaya Rahadi Deli Saputra mengatakan pihaknya berupaya melakukan komunikasi dengan Dikti.
Karena menurutnya masih ada peluang untuk bisa mengakses agar bisa input data nilai mahasiswa yang belum masuk.(rga)