RADARTASIK.ID – Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan alasan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 ada beberapa hal. Salah satu yang dianggap pelanggaran terberat adalah penolakan kedatangan Timnas Israel masuk ke Indonesia. Sehingga drawing untuk Piala Dunia U20 pun mundur hingga 31 Maret.
“Kan kemarin sudah kejadian yang (pembatalan) drawing itu ya. Sudah mundur-mundur. Jadi, berat bagi FIFA menerima argumentasi kita,” tuturnya dalam salah satu video di Instagram.
Situasi Indonesia untuk jadi tuan rumah Piala Dunia U20 menurutnya memang cukup berat. Hasil pertemuan Ketua PSSI Erick Tohir dengan FIFA tidak menunjukkan tanda-tanda hal baik. Bahkan Indonesia berpotensi dikucilkan dalam dunia sepak bola internasional setelah aksi penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel.
Baca Juga:Indonesia Dihapus dari Tuan Rumah Piala Dunia U20Bitcoin Menuju 30.000 Dollar Lagi Seiring Melemahnya Masalah Hukum Binance
Ia menyampaikan bahwa PSSI sudah menyampaikan berbagai pertimbangan yang menjadikan alasan menolak kedatangan Timnas Israel kepada FIFA. Namun mereka tidak dapat menerima semua argumentasi itu.
“Yang pasti begini mas! Pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan orang-orang atau pun kelompok-kelompok, organisasi atau apa pun, ini kita sampaikan dengan kondisi indonesia juga,” jelasnya.
Kini Indonesia kemungkinan akan menerima hukuman berat dalam dunia sepakbola. Tidak hanya dari FIFA tapi juga dari dunia sepakbola internasional. “Yang berat ya itu, kemungkinan kita dikucilkan dari dunia sepakbola internasional,” tuturnya.
Sebelumnya, Rabu malam, 29 Maret 2022 FIFA secara resmi mengumumkan penghapusan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tahun 2023. Pengumuman itu disampaikan FIFA melalui press rilis pada situs resmi mereka.
Sanksi Akibat Tragedi Kanjuruhan
Bukan hanya soal Piala Dunia U20, buntut dari kekisruhan ini juga mempercepat kemungkinan pemberian sanksi lanjutan kepada PSSI atas tragedi sepak bola Kanjuruhan pada akhir tahun 2022 lalu.
“FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan dengan dukungan pemerintahan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi yang terjadi pada Oktober 2022,” papar Fifa dalam situs resminya.