TAISIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di balik ratusan mahasiswa melakukan aksi. Ada satu mahasiswa STMIK Tasikmalaya disabilitas yang semangat memperjuangkan nasibnya pada Senin 27 Maret 2023.
Ternyata ada satu mahasiswa yang keterbatasan fisik, yakni Muhammad Aqshal Setyawan ikut serta ingin mencari kejelasan nasibnya.
Hal itu setelah kampusnya ditutup oleh Kemendikbudristek.
Aqshal tetap semangat datang ke kampus dengan menggunakan kursi roda.
Mahasiswa STMIK Tasikmalaya ini tak lupa, dengan pakaian yang serba hitam menjadi pembakar semangat Aqshal.
Padahal, pria kelahiran 22 Oktober 2000 ini bercita-cita menjadi orang berguna.
Sehingga ingin terus menempuh pendidikan hingga S2.
Baca Juga:Orang Tua Mahasiswa STMIK Tasikmalaya Menuntut, Minta Kepindahan Ditanggung KampusSTMIK Tasikmalaya Bantah Tudingan Fiktif, Restu Enggan Diwawancara
Namun, kini baru semester 6 mengambil jurusan Teknik Informatika tertunda karena tempat mencari ilmunya, yakni STMIK Tasikmalaya ditutup oleh Kemendikbudristek.
“Cita-cita saya ingin menjadi yang berguna. Sehingga walaupun ada keterbatasan, tetap ingin mencari ilmu sehingga bisa menggapai S2,” kata pria usia 22 tahun itu.
Namun, setelah mendengar dari pihak lembaga STMIK Tasikmalaya menyampaikan informasi akan merger ke perguruan tinggi se-linier, merasa kecewa.
Karena, tidak semua perguruan tinggi bisa menerima mahasiswa penyandang disabilitas.
“Lumayan berat bagi saya kalau kampus ini ditutup. Sebab untuk bisa berbaur dengan yang lainnya perlu adaptasi lagi,” ujarnya pria asal Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu.
Pesimis Dapat Kampus Inklusif
Ibunda Muhammad Aqshal Setyawan, Nining Suminar menyampaikan Aqshal memiliki tekad yang kuat untuk terus belajar, walaupun ada keterbatasan.
Oleh karenanya, setelah lulus di SLB Aisyiyah Kawalu melanjutkan kuliah di STMIK Tasikmalaya.
“Keinginan Aqshal berkuliah ini, ingin lebih mandiri dengan keadaan sekarang. Sehingga ketika lulus dari kampus ini, ingin mendirikan perusahaan di rumah secara online,” katanya.
Baca Juga:Mahasiswa STMIK Tasikmalaya Demo, Menuntut Kejelasan NasibKemendikbudristek: Kecil Harapan STMIK Tasikmalaya Dibuka Kembali
Dengan keinginan tersebut, Aqshal pun mesti dimasukkan ke jurusan Teknik Informatika.
Oleh karena itulah kenapa masuk ke STMIK Tasikmalaya.
“Waktu itu saya mencari tempat kuliah yang inklusif buat Aqshal. Ternyata ada yang merekomendasikan ke STMIK Tasikmalaya,” ujarnya.
Setelah berjalan kini semester enam dan ternyata STMIK Tasikmalaya tutup.
Sehingga membuat bingung dan kecewa. “Karena tidak semua kampus menerima mahasiswa yang disabilitas. Ketika ini transfer apakah kampus baru menerima?,” katanya.