TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SMKN 1 Tasikmalaya membuka kelas industri Internasional Tokyo Biso Corporation Jepang, Jumat (24/3/2023).
Kepala SMKN 1 Tasikmalaya Dr H Wawan SPd MM mengatakan hadirnya Tokyo Biso Class di sekolahnya semoga bisa menyumbangkan devisa negara. Artinya itu menjawab lulusan SMK mampu bekerja di luar negeri.
“Sebab adanya SMK ini, keberadaannya harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya,” katanya kepada Radar, Jumat (24/3/2023).
Baca Juga:Bukber di favehotel Tasikmalaya, Rp 100 Ribu Makan SepuasnyaKelas Industri Dorong Mutu Lulusan SMKÂ
Dalam mewujudkan ekspektasi itu, sambung ia, dari 25 siswi kelas XI yang terpilih di Tokyo Biso Class. Mereka mendapatkan kurikulum standarisasi perusahaan Tokyo Biso.
“Mulai hari ini hingga kelas XII mengikuti kurikulum yang sudah disinkronkan dengan perusahaan Tokyo Biso,” ujarnya.
Lanjutnya, karena mereka adalah siswa diambil lintas minat, yang terpenting kompetensi keahlian ke arah building cleaning. Sehingga tidak hanya program keahlian perhotelan saja, bisa yang lain.
“Untuk kurikulum kelas industri internasional ini berbeda dengan kompetensi keahlian reguler. Nanti ada jam tambahan pelajaran soft skill dan budaya Jepang,” katanya.
Dengan begitu, ia menargetkan 25 siswi SMK 1 Tasikmalaya pada Juli 2024 bisa berkarier di Tokyo Biso Kogyo Jepang.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat Edi Purwanto menyampaikan, konsep kelas industri internasional dengan Jepang yang diterapkan di SMKN 1 Tasikmalaya adalah pertama sekolah di Jawa Barat. Oleh karenanya, ke depannya akan diikuti oleh SMK lainnya, tentunya sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing.
“Baru satu di Jawa Barat ada kelas industri, yakni SMKN 1 Tasikmalaya. Nanti bisa ditindaklanjuti oleh SMK lainnya di Jawa Barat sesuai dengan kompetensi keahlian,” ujarnya.
Baca Juga:Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kota Tasikmalaya Ikuti LokakaryaAce Hardware Siapkan Produk untuk Momen Kebersamaan
Sebab, awalnya pemerintah Jawa Barat tujuan awalnya agar siswa SMK bisa terserap menjadi tenaga kerja di Jepang. Sehingga muncul kelas industri bersama Jepang ini, di luar ekspektasi.
“Dengan demikian, kelebihan kelas industri diajarkan bahasa Jepang, budaya kerja, dan keterampilan kerja. Sehingga saat bekerja di sana meminimalkan culture shock,” katanya.