TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tenda pedagang kaki lima (PKL) mulai menghiasi kawasan pedestrian sejak beberapa hari sebelum Ramadan. Baik pedagang lama maupun baru.
Pantauan Radar, kurang lebih 50 tenda sudah terpasang sebagai lapak di area itu. Posisinya beragam. Ada yang berada pada jalur pedestrian atau juga di seberangnya.
Jumat siang (24/3/2023), area tersebut tampak sepi. Pedagang tidak terlalu berantakan. Namun memasuki sore hari ketika banyak pengunjung ngabuburit, seperti tampak pada Kamis sore sebelumnya.
Baca Juga:Gemerlap Lampu Ramadan Buat Suasana Kota London Jadi BerbedaShopee Luncurkan Fitur Shopee Pay THR untuk Berbagi Tunjangan Hari Raya
Pedagang keliling banyak yang ikut mangkal. Suasana yang tadinya sepi dan rapi berubah menjadi padat dan semrawut.
Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya Apep Yosa Firmansyah mengatakan sejauh ini konsep penataan belum ditetapkan. Karena berbagai hal masih dipertimbangkan oleh tim koordinasi. “Kalau konsep penataan belum ada,” ungkapnya.
Ada pun terkait tenda-tenda yang didirikan merupakan inisiatif dari para pedagang. Bukan arahan atau rekomendasi dari pemerintah. “Jadi sepertinya itu inisiatif mereka,” terangnya.
Merasa Dilematis
Ditanya soal sikap pemerintah mengenai hal tersebut, Apep mengaku serba bingung. Karena di sisi lain di bulan Ramadan ini kebutuhan masyarakat meningkat. “Karena kita juga paham dengan kebutuhan di bulan Ramadan,” terangnya.
Dinas UMKM meminta kepada para pedagang supaya tetap menjaga ketertiban. Supaya baik kawasan HZ Mustofa maupun Cihideung tetap tertata. “Penataannya, Kebersihannya juga harus dijaga serta menjaga hubungan baik dengan warga setempat,” imbuhnya.
Selain PKL, penyakit yang tak kunjung sembuh di Cihideung yakni parkir liar. Setiap harinya, tidak sedikit sepeda motor yang parkir di jalur tersebut. Sebagaimana diketahui, Jalan Cihideung memang memiliki lajur untuk kendaraan. Kendati demikian hanya untuk melintas saja, bukan untuk menempatkan kendaraan atau parkir.
Seperti yang diakui salah seorang pengunjung, Ida Rosida (45) yang cukup jemu dengan kondisi Cihideung yang semerawut. Dia tidak bergitu menyoal adanya PKL namun tentunya jangan seenaknya melapak. “Kalau rapi sih tidak masalah, tapi kalau semerawut kan enggak enak juga kelihatannya,” ucapnya