RADARTASIK.ID – May Aljoudeh Seorang ahli gizi Rumah Sakit Burjeel Farha Al Ain mengatakan bahwa puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus. Ada banyak manfaat puasa yang perlu kita ketahui bagi kesehatan fisik dan mental.
“Puasa berperan dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti hiperlipidemia, stroke, dan hipertensi,” ujarnya seperti dikutip Al Arabiya.
Manfaat puasa bisa dirasakan semua orang yang menjalaninya. Baik tua maupun muda. Dewasa atau pun remaja. Manfaat lain puasa adalah tubuh menjadi lebih sehat. Kinerja organ tubuh juga menjadi lebih ringan berbanding hari biasa.
Baca Juga:Petugas Pantarlih Keluhkan Upah Coklit yang Belum Juga CairKhawatir Jadi Tempat “Nyemen” Objek Wisata Dibuka Sore
“Saat berpuasa, kita tidak terus-menerus memaparkan tubuh kita pada makanan atau bahan yang tidak sehat. Seperti tambahan gula, lemak, garam, dll. Tubuh menjadi lebih sensitif terhadap bahan-bahan tersebut,” tambah ahli gizi itu.
Hal Ini bermanfaat terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis. Seperti diabetes alias kencing manis. Tubuh lebih sedikit mendapatkan gula pada siang hari. Bagi penderita gula, memang disarankan mengurangi konsumsi makanan manis sebagai sumber glukosa.
“Ketika gula dalam darah lebih sedikit, tubuh mengelola gula dengan lebih efisien. Selain itu, karena kita tidak terus-menerus makan sepanjang hari, pankreas kita tidak mengeluarkan insulin sepanjang hari. Ini membuat sel menjadi lebih sensitif dan mengurangi resistensi insulin,” jelasnya.
Manfaat Puasa Bagi Para Pelajar
Menurut Aljoudeh, puasa juga bermanfaat bagi orang dewasa muda maupun pelajar karena membantu meningkatkan fokus. Terutama ketika siswa mempersiapkan ujian akademik tahunan.
“Saat kita berpuasa dalam waktu lama, itu meningkatkan faktor pertumbuhan alami di otak dan mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan otak. Puasa meningkatkan kognisi,” katanya.
Ia memaparkan bahwa Neurotransmiter adalah komponen kimia penting otak. Komponen ini memiliki fungsi sebagai pengirim sinyal ke berbagai perangkat tubuh dan memengaruhi cara manusia berbicara, berpikir dan juga perasaan.
“Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kadar serotonin dalam darah. Suatu neurotransmitter yang sangat terkait dengan depresi dan kecemasan setelah (zat itu) habis,” paparnya.