BANJAR, RADARTASIK.ID – Pemerhati pemerintahan Firman Nugraha SH CLA menilai, patung Sphinx dan Firaun di museum The Mummy Banjar Water Park sebatas edukasi seni.
Menurut Firman, patung-patung itu bukan soal baik dan buruk. Bukan juga soal lurus atau sesat. Tapi lebih ke selera seni.
“Jadi, Firaun yang congkak dan menentang Tuhan seperti diceritakan kitab suci itu hanya oknum. Konon, itu sifatnya Ramses II yang saat itu menyandang gelar Firaun di era kerajaan baru,” ujarnya.
Baca Juga:UMKM Kota Banjar Berkumpul, Ada Wisata Kuliner di Banjar Water Park saat RamadanLokasi Ini Bisa untuk Pembangunan Pusat Observasi Bulan di Pangandaran
“Firaun adalah sebutan untuk seluruh raja-raja Mesir yang bergantian singgasana. Firaun pada dasarnya menjadi simbol pelindung kebajikan,” ujar Firman Nugraha, Senin 20 Maret 2023.
Firman Nugraha mengatakan, Sphinx yang merupakan patung bertubuh singa dan berkepala manusia antara lain menjadi simbol kedigdayaan raja Mesir. Sampai saat ini menjadi warisan budaya masyarakat Mesir bahkan dunia.
“Sejarah Mesir bukan hanya soal Raja Lalim yang bermusuhan dengan Nabi Musa. Tapi sangat kompleks. Karenanya, sebagai simbol peradaban besar, tidak pernah ada penolakan warga Mesir modern terhadap artefak-artefak peradaban masa lalunya. Karena itu merupakan akar sejarah bangsanya,” ujarnya.
“Mereka merefleksikan sejarah dan belajar darinya. Dengan cara demikianlah mereka mendudukan Piramida, Sphinx, Hieroglif, Mumi, Papirus, Kuil dan seterusnya. Tidak dengan sentimen-sentimen lain,” kata Firman.
Sempat Ada Penolakan
Sebelumnya, saat proses pembangunan, sejumlah masyarakat menolak keberadaan patung yang sudah berada di lokasi Banjar Water Park itu.
“Iya saat patung Firaun ada di BWP, Aliansi Muslim dan tokoh agama di Banjar menolak. Mereka menolak adanya patung itu bukan rencana konsep museumnya,” kata Kepala Dispora Kota Banjar Dedi Suardi.
Perwakilam Aliansi Muslim Kota Banjar Asep Rifai mengatakan, Firaun memiliki kisah kepribadian yang tidak layak menjadi ikon di wisata Banjar Water Park.