PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Nelayan Pangandaran mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak untuk pergi melaut. Mereka kesulitan karena adanya pembatasan BBM.
Salah seorang nelayan Batukaras Aah Warto mengatakan, pembelian BBM untuk nelayan maksimal 35 liter per harinya. Menurutnya, BBM sejumlah itu kurang untuknya melaut. Apalagi saat melaut bisa lebih dari satu hari.
“Kalau untuk satu kali melaut mungkin cukup. Tapi untuk yang melaut tiga sampai empat hari tidak akan cukup, karena jatah per harinya hanya 35 liter. Sementara kalau melautnya berhari-hari bisa sampai 150 liter,” kata Aah Warto, Minggu 19 Maret 2023.
Baca Juga:HET Elpiji 3Kg Naik Jelang Ramadan, Berapa Harganya di Garut?Curug Bilik, Air Terjun di Pangandaran yang Dihiasi Tumpukan Bebatuan
Kata Aah Warto, kalau hanya melaut untuk satu hari, BBM memang hanya menghabiskan 15 sampai 20 liter. “Kalau untuk pemenuhan kebutuhan BBM yang mau melaut berhari-hari paling pinjam dulu ke yang lain,” ungkapnya.
Sementara untuk perahu yang kapasitas mesinnya lebih besar, kebutuhan bahan bakarnya bisa sampai 78 liter per hari. “Nah itu lebih berat lagi,” katanya.
Biasanya, kata Aah, untuk membeli BBM ke SPBU atau pom bensin harus ada surat rekomendasi atau pengantar dari Dinas Kelautan Kabupaten Pangandaran.
“Kemudian harus ada struk hasil lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI, Red). Biasanya berlaku hanya untuk satu bulan suratnya itu, nanti harus ada perpanjangan,” jelasnya.
Kemudian, titik pembelian BBM juga sudah ditentukan. Hanya di satu lokasi. “Kalau yang Batukaras di Pom Cijulang, ke Parigi nggak bisa,” katanya.
Berharap Tak Ada Pembatasan BBM
Kata Aah, nelayan pendatang tentu akan kesulitan membeli BBM di Kabupaten Pangandaran dengan adanya aturan tersebut. “Pastilah, walaupun mereka juga ada kontribusi buat PAD,” ungkapnya.
Nelayan Pangandaran berharap tidak ada kuota untuk pembelian BBM tersebut. Kalau pun syaratnya harus ada surat rekomendasi, mereka tidak akan keberatan. “Yang penting, tidak dibatasi kuotanya,” jelasnya.