RADARTASIK.ID – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater 28 Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya berhasil juarai Art and Sport Appreciation (Artefac) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Decade in Miracle 2023 tingkat nasional, Selasa (14/3/2023).
Dalam kejuaraan tersebut pihaknya meraih Penyaji Terbaik 1 untuk pementasan kompetisi Monolog. Selain itu Penata Artistik Terbaik, dari segi properti pendukung pementasan monolog yang berjudul Setan yang Terhormat. Hal itu disampaikan Kaisar UKM Teater 28 Unsil, Muhammad Azka Falih (Turus) kepada Radar, Rabu (15/3/2023).
Kata Turus, dalam Artefac UNS 2023 ada sebanyak 19 peserta kampus se-nasional mengikutinya, termasuk UKM Teater 28 Unsil. Kebetulan dari UKM Teater 28 membawa tim 22 orang.
Baca Juga:BPR Artha Sukapura Tasikmalaya Undi Hadiah Mobil Toyota CalyaSDN 1 Mangkubumi Sosialisasi Sekolah Ramah Anak
“Salah satu tim yakni aktor monolognya Ira Tri Rachmawati. Sebagai pemeran beberapa karakter sesuai naskah dibawakan ‘Setan yang Terhormat’,” katanya.
Dengan satu bulan berlatih, bermain cerdas, dan melatih feeling. Lalu menyiapkan properti seperti; patung batu perempuan, tubuh berkepala televisi, tubuh berkepala toa, dan tali sebagai simbol pendukung naskah.
“Ternyata dari hasil proses yang bersungguh-sungguh tersebutlah bisa mengantarkan target prestasi yang maksimal yakni Penyaji Terbaik 1 Monolog dan Penata Artistik Terbaik,” ujarnya.
Target ke depannya, dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2024 di Manado, bisa tembus podium, tiga besar. “Mulai dari monolog, baca puisi, penulisan naskah lakon, penulisan naskah cerpen, dan penulisan puisi,” katanya.
Sutradara Budi Riswandi MPd mengangkat naskah setan yang terhormat. Itu isinya perempuan-perempuan pekerja seksual atau wanita tuna susila (WTS) yang tidak berdaya, sehingga menjadi perdagangan manusia dari berbagai latar belakang.
“Di naskah setan yang terhormat, latar belakangnya banyak kejadian perempuan masuk lembah hitam itu (WTS, Red). Karena terjadi bisa desakan ekonomi, dijual oleh suaminya sendiri, pendidikan tamatan sekolah dasar (SD),” ujar dosen yang populer disebut Bode Riswandi itu.
Sambung Bode, stigma itu melekat wanita murahan karena berani menggadaikan kehormatan. Lalu apakah sama? ketika ada pejabat melakukan pencucian uang dari hasil korupsinya, aparat penegak hukum melakukan menghalalkan segala cara agar kebal hukuman, dan tokoh-tokoh agama menjual ayat-ayat untuk kepentingan dirinya atau kelompok-kelompok.