TAMANSARI, RADARTASIK.ID – Bulan Ramadhan tinggal sebentar lagi. Umat Islam akan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh.
Untuk meningkatkan kualitas ibadah selama bulan Ramadan itu segala bentuk kemaksiatan harus dicegah.
Pemerintah dan aparat dituntut bisa melakukan upaya lebih agar segala bentuk kemaksiatan tidak sampai terjadi.
Baca Juga:KPK Mulai Fokus Menyidik Korupsi Bansos Beras PKHRetribusi Parkir Tak Pernah Capai Target 3 Tahun Terakhir
Wakil Ketua III PC PMII Kota Tasikmalaya Ilham Abdul Jabar mengatakan peredaran barang haram terus berkembang.
Dari mulai minuman keras, obat keras sampai dengan narkoba yang kian merajalela. “Ini masih jadi masalah serius di Kota Tasikmalaya,” ucapnya kemarin (14/3/2023).
Menurutnya selain pemerintah dan penegak hukum, perlu peran serta dari masyarakat guna memerangi berbagai kemaksiatan. Masalahnya kedekatan warga dengan aparat pun saat ini terbilang lemah.
“Bahkan banyak juga warga yang tidak kenal dengan Babinkamtibmas sebagai ujung tombak polri di setiap kelurahan,” ungkapnya.
Menurutnya hal ini perlu menjadi bahan evaluasi, agar hubungan antara kepolisian dan masyarakat bisa menguat.
Tentunya hal ini butuh kebijakan dari Kapolresta Tasikmalaya Kota sebagai pimpinan. “Kenapa ini terjadi? Apa Kapolres yang tidak meninjau berjalannya tugas dan fungsi mereka?,” ujarnya.
Miras Semakin Merajalela
Beberapa waktu lalu Kota Tasikmalaya diramaikan kembali dengan temuan ribuan botol miras di satu kecamatan. “Itu baru di satu kecamatan saja, bagaimana kalau satu kota,” terangnya.
Baca Juga:Polres Ciamis Amankan 137 Botol Miras, Sebagian Disimpan di KulkasFilm “Tengoku Daimakyo” Tayang di Disney+ Hotstar Mulai 1 April
Dia mengapresiasi untuk Satpol PP Kota Tasikmalaya yang mampu berkolaborasi dengan Ormas Islam. Menurutnya kekuatan akan lebih besar jika aparat kepolisian juga ikut bergerak.
“Menurut saya, perlunya kerjasama antara masyarakat dan penegak hukum di wilayah kerja mereka masing masing. Apalagi sekarang kita menuju bulan suci ramadhan,” ucapnya.
Ketika sinergitas sudah terjalin kuat dari berbagai unsur, dia yakin masalah ini akan terusut sampai ke akar akarnya.
Nama “kota santri” yang tersemat pun bisa terwujud dan menciptakan daerah yang aman. “Kono katanya ini kan kota santri,” terangnya.