Tanggapan Bupati Tasikmalaya
Bupati Tasikmalaya H Ade Sugianto mengatakan, mengapresiasi kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tentang memperingati Bahasa Ibu.
Dengan demikian, semuanya bisa turut menjaga dan melestarikan budaya.
Karena, menurut Ade, menanamkan bahasa Sunda kepada generasi muda atau murid sangat penting sekali.
Sehingga mereka bisa mengenal tutur bahasa daerah yang baik dan benar.
Baca Juga:Sambut Ramadan 2023, Berikut 7 Tips Ajarkan Anak PuasaPrediksi Stoke City vs Blackburn: Berjuang Menuju Promosi
“Dina dinten Salasa bapak ibu guru, kumaha caranya ngajak murangkalih sakecap, dua kecap nganggo bahasa Sunda. Bade ngajar ku bahasa Sunda. Minimal barudak terang, wilujeng enjing, sampuran wae mah janten ngartos,” harapnya.
Kata Budayawan
H Taufik Faturohman, salah satu budayawan asal Pagerageung mengungkapkan, Bahasa Ibu itu yang menentukannya oleh para penutur bahasanya.
Betul kata Unesco, bahwa Bahasa Ibu itu terancam kepunahan, karena para penuturnya pun tidak merasa memiliki.
“Saya berterima kasih kepada para guru yang sudah belajar bersama-sama di sini cukup antusias, mulai dari kaulinan, kerajinan barudak, itu kearifan lokal,” ujarnya.
Tambah dia, apa yang Unesco khawatirkan itu betul. Kepala SD dan SMP tidak merasa memiliki terhadap bahasa Sunda.
Ia berjibaku memelihara, memuliakan bahasa Sunda. “suku dijieun hulu” sampai mendapatkan penghargaan oleh pemerintah sebagai tokoh bahasa daerah yang berjuang untuk Tasikmalaya.
Padahal di Tasikmalaya tidak ada yang memperjuangkan hingga maksimal untuk memuliakan bahasa Sunda.
Baca Juga:Sopir Tak Tahu Medan, Truk Masuk Jurang Sedalam 15 MeterNikah Tak Perlu Mahal, Pengantin Naik Becak ke KUA Singaparna
Festival Tunas Bahasa Ibu itu, dari sini lahirnya. Sampai tanggal 21 Februari, kepala badan bahasa dan gubernur Sulawesi Selatan mendapat undangan dari Unesco.
Untuk berbicara di depan sidang Unesco tentang bagaimana revitalisasi bahasa daerah.
Para guru dan kepala sekolah harus memahami bagaimana menulis bahasa Sunda yang benar, berbicara bahasa Sunda yang benar.
Pemerintah mengadakan revitalisasi bahasa daerah, sekarang ada 718 bahasa daerah di Indonesia itu.
Tidak sama dengan bahasa Sunda, makanya memiliki tata bahasa, memiliki buku pelajaran.
Tetapi seperti di daerah Maluku atau Papua, bahasa daerah di satu kecamatan itu terdapat 10 bahasa.
Harus mengapresiasi bagaimana orang-orang yang ada di Brebes itu, mereka sampai mengeluarkan golok kepada Dinas Pendidikan.