RADARTASIK.ID – Tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya pun memperingatinya bekerja sama dengan pegiat budaya.
“Mieling Sareng Ngareuah-reuah Poe Basa Indung” dilaksanakan di Bumi Ageung Pusat Budaya, Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, Selasa-Rabu (21-23/2/2023).
Sekretaris Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya Opan Sopian SPd MSi MPd mengatakan, Hari Bahasa Ibu Internasional berasal dari pengakuan internasional terhadap Hari Gerakan Bahasa yang dirayakan di Bangladesh.
Baca Juga:Sambut Ramadan 2023, Berikut 7 Tips Ajarkan Anak PuasaPrediksi Stoke City vs Blackburn: Berjuang Menuju Promosi
Resolusi bahasa internasional ini sarank dari Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada.
Ia menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998, memintanya untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan.
Dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day).
Akhirnya tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.
Pada tanggal tersebut Majelis Umum PBB meminta anggotanya mempromosikan semua bahasa di dunia pada tanggal 16 Mei 2009.
Sebelumnya pada tahun 2008 Mejelis Umum menyatakan 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional.
Itu untuk mempromosikan persatuan dalam keanekaragaman dan pemahaman internasional melalui multibahasa dan multikulturalisme.
Bahasa Ibu, juga sebagai bahasa asli atau bahasa pertama.
Merupakan bahasa manusia sejak lahir melalui interaksi dengan anggota masyarakat yang sama bahasanya, seperti keluarga, pengasuh dan masyarakat lingkungannya.
Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting untuk proses belajar berikutnya. Bahasa Ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir.
Lanjut Opan, kepandaian yang kurang dari bahasa pertama sering kali membuat proses belajar bahasa lain menjadi lebih sulit.
Bahasa Ibu dapat memiliki peran penting dalam pendidikan.
Baca Juga:Sopir Tak Tahu Medan, Truk Masuk Jurang Sedalam 15 MeterNikah Tak Perlu Mahal, Pengantin Naik Becak ke KUA Singaparna
Bahasa Ibu adalah bahasa yang pertama dalam komunikasi mula-mula seorang anak dengan orang tuanya.
Atau orang yang mengasuhnya serta menjadikan Bahasa Ibu sebagai alat komunikasi sehari hari.
Maka dari itu, kata Opan, dinas melihat begitu pentingnya Bahasa Ibu dalam dunia pendidikan.
Hal itu menjadi awal inisiasi munculnya gagasan peningkatan kompetensi terhadap guru dan para kepala sekolah.
Di Jawa Barat, Bahasa Ibu itu menggunakan bahasa Sunda.
Sehingga, penting sekali unsur pendidikan memahami betul soal bahasa Sunda yang baik dan benar.