“Dan saya rasa Pak sekda ini salah satu figur yang minim resistensi. Sehingga layak dan sangat berpeluang untuk didorong maju,” ungkapnya.
Apalagi, secara empiris sejarah kepala daerah di Kota Tasikmalaya, figur yang berasal dari birokrasi selalu menjadi trigger (penentu) kemenangan.
Merunut mulai dari era (alm) H Bubun Bunyamin, H Syarif Hidayat dan H Muhammad Yusuf. Semua dari kalangan birokrasi dan sukses dalam memimpin.
Baca Juga:Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto Rombak 55 Pejabat, Ini PesannyaBanjir Sukaresik Abadi? Belum Ada Solusi Menyelesaikannya
Selain itu, dalam hasil survei dari berbagai partai politik. Nama Ivan ini relatif konsisten masuk dalam bursa calon wali Kota Tasikmalaya.
“Hal itu menunjukkan bahwa beliau cukup dikenal dan populer di masyarakat,” tambahnya.
Kondisi tersebut, kata Agus, mesti menjadi pertimbangan dan pemikiran Ivan .
Bahwa banyak masyarakat yang berharap Ivan memimpin di kota dengan populasi penduduk 750 ribu jiwa ini.
“Saya yakin mampu, dan jika beliau siap maka akan partai politik akan mudah menerima. Khususnya bagi parpol yang tidak memiliki calon wali kota potensial,” optimisnya.
Tanggapan Pengamat Politik
Pengamat Politik Tasikmalaya Asep M Tamam mengakui pada bursa kandidat 2024 mendatang, nama Ivan menjadi figur yang patut menjadi perhitungan.
Selain matang dalam memimpin selama berkiprah di Pemkot Tasikmalaya, figurnya minim resistensi dan tidak agresif dalam bekerja atau menampilkan diri ke publik.
“Tapi kelihatannya, figur sekda itu tidak banyak manuver untuk tampil. Konsen bekerja, dan dengan itu, dia terpotret baik di masyarakat atas kinerjanya sebagai birokrat. Tidak agresif seperti beberapa pejabat lain, yang malah tidak pernah jadi potret sebagai figur potensial untuk dipinang parpol,” ujarnya.
Baca Juga:Pentingnya Bahasa Ibu untuk Sekolah, Disdikbud Tingkatkan Kompetensi Guru Soal Bahasa SundaSambut Ramadan 2023, Berikut 7 Tips Ajarkan Anak Puasa
Selain dari kiprahnya selama bertugas, secara personal Ivan merupakan figur yang responsif terhadap siapa pun. Akomodatif dalam merespons masukan atau input dari berbagai pihak.
“Secara umum personalnya bijak, kemudian meski hadir di setiap kebijakan atau memberi solusi dalam persoalan publik, ia tak pernah over acting. Tidak menonjolkan diri bahwa beliau berperan strategis dalam suatu kebijakan atau program tertentu, ” analisis tokoh akademisi itu.