Sejumlah faktor disinyalir menjadi kendala penanganan stunting. Beberapa diantaranya yakni mulai pola makan (gizi) yang kurang baik, pola asuh, sanitasi dan air bersih. Meski stunting tidak identik dengan masalah kemiskinan, akan tetapi kondisi ekonomi ini tetap mempengaruhi.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Sosial (DPP-KB-P3A Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Hamdani menjelaskan data persentase angka stunting di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 24,4 persen, sama dengan angka nasional. Itu dari bayi yang ditimbang.
Faktor lainnya yakni pola makan, pola asuh hingga masalah sanitasi dan air bersih. Sehingga semua sektor harus berupaya sejumlah faktor penyebab ini bisa diatasi bersama-sama.
Baca Juga:Live Selling Dongkrak Penjualan e-CommercePeduli Sesama, Favehotel Gelar Donor Darah
Sementara, dalam upaya percepatan penanganan stunting di Kabupaten Tasikmalaya, pihaknya telah melakukan beberapa upaya dari sisi regulasi, sisi struktur tim percepatan dan upaya lainnya.
Di antaranya membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai tingkat kabupaten, tingkat kecamatan hingga tingkat desa. Anggotanya mulai OPD, institusi kelembagaan, hingga struktur yang ada di setiap kecamatan dan desa sesuai tingkatannya.
“Alhamdulillah semua desa, yakni di 351 desa dan di 39 kecamatan, TPPS ini sudah terbentuk. Tim ini berfungsi, menyusun, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, strategi bagaimana upaya percepatan penanganan stunting di masing-masing tingkatan,” jelas dia.
Dia menambahkan, dari sisi kelembagaan, semua OPD melakukan berbagai upaya sesuai tupoksi masing-masing OPD. Di Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, yakni melakukan upaya penguatan khusus dalam menciptakan keluarga berkualitas.
“Salah satunya pembinaan lintas sektor untuk kelompok kerja kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Pihaknya pun menargetkan kampung KB ini terbentuk di 351 desa,” tambah dia.
Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya Hj Iyen Nuryanah ST MSi menambahkan, untuk rekomendasi program prioritas percepatan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya ada lima poin.
Pertama, kata dia, peningkatan upaya pencegahan terhadap masyarakat atau keluarga berisiko stunting. Kedua, peningkatan intervensi sensitif dan spesifik terhadap masyarakat berisiko stunting dan sasaran balita stunting.
Baca Juga:Turunkan StuntingMundur dari PNS, Neng Ida Jadi Bacaleg
Ketiga, lanjut dia, digitalisasi pengelolaan data stunting. Keempat optimalisasi kolaborasi dalam percepatan penurunan stunting. Dan kelima penguatan sistem rujukan balita stunting dan wasting. “Fokus sasaran kepada percepatan perbaikan berat badan anak yang tidak naik,” tambah dia. (dik)