Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Tasikmalaya Ferry William ST mengungkapkan sampai saat ini dalam rekrutmen penjaringan bacaleg di Demokrat belum ada mantan pengurus atau kadar partai lain yang mendaftar untuk Pileg 2024 nanti.
“Untuk saat ini belum ada. Secara internal Partai Demokrat terus melakukan penjaringan bacaleg baik internal maupun eksternal. Kita punya mekanisme artinya sebelum penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) oleh KPU di tutup masih membuka,” paparnya.
Dia mengakui, progres penjaringan bacaleg sudah hampir mencapai 70 persen yang terjaring. Untuk keterwakilan perempuan belum mencapai 30 persen, masih berjalan. “Yang jelas dari partai lain belum ada, yang daftar bacaleg ke Demokrat,” singkat dia.
Baca Juga:Peran Desa Sangat Penting14 Kades Ontrog KPU
Liaison Officer (LO) / (Naradamping) DPC PPP Kabupaten Tasikmalaya Cecep Faizun mengatakan sampai saat informasi dalam penjaringan bacaleg di PPP belum ada dan masih berjalan proses rekrutmen penjaringan bacalegnya.
“Sampai kepada penetapan DCS oleh KPU, belum ada informasi, jadi masih berjalan. Yang jelas DPP PPP memberikan target, 10 kursi untuk PPP di DPRD Kabupaten Tasikmalaya,” paparnya.
Artinya, kata dia, pengaruh bacaleg mantan pengurus partai lain ada walaupun, tetap PPP atau partai yang memberikan kekuatan termasuk kader militan. “Jadi kita masih berusaha meningkatkan jumlah kursi PPP dengan bacaleg longlis melebihi daripada target, dari jumlah tujuh kursi menjadi 10 kursi,” tambah dia.
Pindah Partai Disebabkan Konflik Individu
PENGAMAT Politik Sosial dan Pemerintahan Tasikmalaya Asep M Tamam mengatakan fenomena rotasi atau pindahnya politisi dari satu partai ke partai lainnya jelang Pemilu 2024 merupakan hal yang wajar.
Menurut dia, ada tiga alasan yang memungkinkan politisi pindah ke partai lain. Jadi bukan menjadi hal yang negatif perpindahan ini.
Dia menyebutkan, pertama bisa karena mencari kenyamanan di partai lain. Karena setiap politisi memiliki semacam ideologi, seperti dari partai nasionalis ke nasionalis lagi atau partai religius ke partai religius lainnya. “Jadi merupakan hal yang wajar mencari kondisi lebih kondusif dan mencari kenyamanan. Ingin lebih nyaman, mungkin merasa satu nada dan satu irama dengan teman-teman di partai lain,” jelas dia.