Kasus Kedelai Naik ke Penyidikan

Kasus Kedelai Naik ke Penyidikan
0 Komentar

BANJAR, RADSIK – Kejaksaan Negeri Kota Banjar terus mendalami kasus dugaan penyalahgunaan subsidi kedelai di Kota Banjar tahun 2022. Proses pengungkapan tersebut kini telah memasuki babak penyidikan.

“Kami saat ini telah menaikan status yang sebelumnya masih dalam tahap penyelidikan menjadi tahap penyidikan,” ungkap Kepala Kejaksaan Negeri Kota Banjar Irwan Setiawan Wahyuhadi, Rabu (11/1/2023).

Tim penyidik juga telah melakukan pemanggilan sebanyak kurang lebih 40 orang saksi. Mereka telah dimintai keterangannya dalam dugaan kasus penyelewengan kedelai subsidi. “Jumlah saksi yang kami mintai keterangan hampir 40 orang, paling banyak dari kalangan petani, 35 orang,” katanya.

Baca Juga:Tahlil KanjuruhanBersiap, Pelanggar Lalin Ditegur Melalui Pengeras Suara

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Sementara untuk penghitungan kerugian negara masih dalam pengembangan. Pihaknya telah berkordinasi dengan auditor dari Inspektorat Kota Banjar.

“Dugaan penyelewengannya yakni subsidi kedelai yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Kemudian terkait siapa saja pihak yang akan bertanggungjawab dan menjadi tersangka, kami masih menunggu selesai proses penyidikan. Tinggal menunggu hasil penyidikan timsus saja. Ketika sudah final, kami akan informasikan lagi perkembangannya,” ujar Irawan.

Penyelidikan tersebut dilakukan atas dasar laporan yang masuk dari masyarakat pada Oktober 2022 terkait dugaan ketidaksesuaian harga kedelai bersubsidi di pasaran. “Atas dasar itu kemudian dilakukan telaah oleh tim dan diduga ada kedelai yang suplainya tidak jelas. Kondisi pasar juga sempat mengalami kesulitan barang,” katanya.

Ia membeberkan, harga kedelai subsidi yang beredar di pasaran juga bervariatif dan tidak sesuai. Padahal, jenis barang yang dijual tersebut jenisnya sama.

“Ini bukan terjadi saat akhir tahun. Fakta di lapangan, tim melakukan pengecekan harga di lapangan bervariatif dan tidak sesuai. Ada kedelai yang harganya variatif, suplainya kami tidak tahu. Atas dasar itu kami meminta keterangan kepada beberapa orang terkait kedelai ini,” imbuhnya. (cep)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar