Belakangan keluarga mereka pun menyusul. Perdana Menteri NajibRazak pernah berterus terang: ia keturunan Bugis. Usaha untuk membangkitkan hubungan serumpun itu sudah sering dilakukan. Tapi belum ada yang terlihat nyata. TVRI pernah punya program bersama. Sudah lama pula mati.
Anwar Ibrahim termasuk yang punya semangat menghidupkan emosi serumpun seperti itu. Tapi belum ada tokoh puncak Indonesia yang punya emosi serupa. Jusuf Kalla harusnya punya. Tapi, dua kali menjadi wapres, tidak menunjukkan semangat ke sana.
Sedang teman-teman seangkatan Anwar sudah banyak yang meninggal. Atau tidak di posisi berkuasa. Anwar sangat akrab dengan tokoh-tokoh muda Islam modernis Indonesia. Ia boleh dikata salah satu murid ideologi Kang Imad dari Bandung. Almarhum Imaduddin adalah tokoh pemikir Islam dari ITB. Anwar sering ke Jakarta dan Bandung sejak masih mahasiswa. Ia seperti dalam satu barisan dengan perjuangan angkatan muda Islam di Indonesia.
Baca Juga:Setda Lama Bisa Jadi Lahan ParkirTak Perlu Mewah Asal Layak
“Banyak yang mengira saya pernah sekolah di Indonesia,” ujar Anwar kemarin. “Saya tidak pernah sekolah di sini. Tapi saya punya banyak teman,” tambahnya. “Cewek juga tidak punya,” guraunya.
Semangat serumpun itulah yang ia tunjukkan saat bertemu Presiden Jokowi kemarin pagi. Di Istana Bogor. “Saya berbincang dengan Presiden Jokowi lama sekali. Sampai protokolnya kelihatan gelisah,” ujar Anwar.
Tapi mereka terus berbincang. Pak Jokowi mengabaikan isyarat itu.
Tentu banyak yang dibicarakan. Mulai dari sawit sampai TKI. Termasuk ibukota baru Indonesia bernama Kota Nusantara. Anwar menilai ibukota baru itu baik bagi kawasan. Maksudnya, baik bagi Malaysia. Terutama Malaysia Timur: Sabah dan Serawak. Dari Sabah ke Nusantara itu memang akan lebih dekat dari pada dari Jakarta ke Nusantara.
Sebanyak 11 nota kesepahaman ditandatangani di depan Presiden Jokowi dan PM Anwar Ibrahim. Malaysia, diwakili 11 perusahaan itu, berminat ikut membangun Nusantara. Kedua pemimpin juga sepakat untuk menghadapi boikot sawit dari Uni Eropa. Indonesia dan Malaysia adalah negara nomor 1 dan nomor 2 penghasil sawit terbesar dunia.
Sebelum bertemu Presiden Jokowi, Minggu malam, Anwar Ibrahim makan malam bersama warga Malaysia yang ada di Jakarta. Di situ Anwar menegaskan: akan memberantas korupsi secara all out, sampai pun jabatan taruhannya.