Dia menyebutkan, Cecep Nurul Yakin memang masih menjadi sosok atau figur sebagai calon kepala daerah terkuat dari PPP. Dari aspek secara struktural dan internal PPP. “Akan tetapi masalahnya koalisi atau maju sendiri, bergabung atau tetap itu yang sedang kita evaluasi. Biasanya politik itu pada akhir waktu,” paparnya.
Dia menambahkan, walaupun politik itu bisa berubah-ubah, tetap partai mempunyai kewajiban menyajikan bagaimana terkait sikap PPP kepada masyarakat. “Jadi hadirnya pemimpin di Tasikmalaya sejauh mungkin tidak bertentangan dengan kebutuhan masyarakat. Jadi masyarakat butuh sosok pemimpin yang seperti apa? Itu yang terus kita lakukan kolaborasi,” ungkapnya.
Munculnya tanggapan-tanggapan dari masyarakat, baik dari sisi kinerja, keharmonisan, kebersamaan dalam menjalankan pemerintahan dari tokoh agama, masyarakat dan partai politik, itu merupakan suara rakyat yang saat ini dirasakan.
Baca Juga:Bayi 8 Bulan Dianiaya Hingga TewasEmosi Serumpun
“Ini suara rakyat yang sekarang kita dengar dan partai mendengarkan semuanya. Makanya ada evaluasi, itu merupakan sebuah langkah untuk menilai. Artinya partai mempunyai parameter penilaian sendiri, publik mempunyai ekspektasi, sehingga menjadi kolaborasi,” jelas dia.
Kolaborasi antara penilaian partai berdasarkan parameter yang ditetapkan dengan ekspektasi keinginan masyarakat atau publik. “Karena PPP sendiri tidak ingin juga bertentangan dengan kehendak masyarakat,” ujar dia.
Dia menambahkan, untuk soal PPP dengan PDI-Perjuangan mempunyai historis atau sampai sekarang berkoalisi, tetap soal koalisi yang ada ini “bersifat pragmatis”. “Lebih kepada kepentingan pencalonan dan pemilihan. Bukan karena pertimbangan yang lain. Maka lebih cair kalau dari sisi koalisi. Cuma kebetulan saja beberapa periode ini kita selalu dengan PDI-Perjuangan. PPP lebih rasional dalam membangun koalisi jadi tidak mutlak,” ujarnya, menambahkan. (dik)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!