BANJAR, RADSIK – Lato-lato, permainan yang mempertemukan dua bandulan berbentuk bola yang terbuat dari plastik polimer saat ini diganderungi masyarakat. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar H Kaswad pun menyebut tak ada larangan bagi siswa untuk bermain lato-lato
“Tidak ada imbauan larangan terkait permainan tradisional yang kini banyak diganderungi pelajar. Namanya juga lagi musimnya, pasti banyak yang main, tapi dengan sendirinya akan hilang nantinya,” kata Kaswad, Senin (9/1/2023).
Menurut dia, lato-lato juga dimainkan gubernur sampai presiden, sehingga hal tersebut diikuti oleh masyarakat luas. “Dicontohkan oleh presiden jeung gubernur jadi masyarakat ikut-ikutan,” katanya.
Baca Juga:Rekrutmen P3K Masih Prioritaskan GuruPemberantasan Tikus Terbentur Anggaran
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Dikutip dari berbagai sumber, permainan lato-lato sebetulnya berasal dari Amerika dan pernah ngetren pada tahun 1970-an. Di benua Amerika, lato-lato mempunyai banyak nama. Di antaranya click-clacks, knockers, ker-bangers, atau yang paling populer clackers.
“Tidak ada kebijakan untuk melarang permainan lato-lato. Boleh dimainkan selama itu aman untuk keselamatan anak (siswa, Red),” ujarnya. (cep)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!