BUNGURSARI, RADSIK – Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah menilai kondisi RSUD dr Soekardjo masih butuh perbaikan. Dirinya bakal ngantor di fasilitas kesehatan tersebut guna melakukan pengawasan secara langsung. Hal itu disampaikan Cheka dalam rapat evaluasi bersama Dewan Pengawas dan Direksi RSUD di kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD), Jumat (6/1/2023).
Dalam rapat tersebut Cheka mengaku sudah menerima laporan terkait kondisi RSUD dr Soekardjo dan menilai ada beberapa permasalahan. Salah satu faktornya yakni Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang belum berjalan. Cheka pun menyampaikan rencananya untuk ngantor di RSUD supaya bisa langsung meninjau manajemen dan kinerja para pegawai bersama dewan pengawas. “Siapkan ruangan kecil. Kalau tak ada, lesehan tidak masalah,” ungkapnya.
Pihaknya ingin memastikan SIMRS yang berbasis website di RSUD dr Soekardjo bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga:Komisi I: Jangan Lupakan Tupoksi855,36 Hektare Lahan Akan Dilindungi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Dengan begitu, seluruh layanan dan program kerja yang dilakukan bisa terintegrasi dengan data dan informasi akurat. “Januari ini harus jalan, tidak bisa menunggu lagi,” katanya.
Sejurus dengan itu, Ketua Dewas RSUD H Undang Sudrajat menyebutkan SIMRS sebelumnya sudah dioperasikan melalui pihak ketiga. Hanya saja masih belum berjalan sesuai dengan harapan. ”Sejak awal tidak berjalan dengan baik,” katanya.
Beberapa kendala diantaranya yakni SIMRS di RSUD dr Soekardjo belum berbasis web. Jika saja bisa berjalan dengan baik, seharusnya bisa membuat distribusi informasi dan pelayanan yang lebih efektif. “Salah satu manfaat sistem informasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dari layanan yang dimiliki oleh rumah sakit,” terangnya.
Direktur RSUD dr Budi Tirmadi mengatakan kerja sama SIMRS dengan pihak ketiga sudah terhenti pasca habis kontrak 31 Desember 2022 kemarin. Rencananya, RSUD akan menggunakan sistem dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang berbasis web, dengan mengembangkan e-rekam medis. “Tim sudah terbentuk, sekarang berusaha berlari untuk menerapkan SIMRS yang baru,” katanya .
Pada rapat tersebut, Dewas juga menyoroti utang RSUD dr Soekardjo yang mencapai Rp 42 miliar. Terkait hal itu RSUD sudah menyusun upaya perbaikan dan program prioritas di tahun 2023 yang diharapakan bisa diaplikasikan dengan baik. (rga)