Dia menambahkan, pada intinya harus dievaluasi kembali, setiap pekerjaan pembangunan harus optimal. Apalagi sudah dibuat perencanaan, pagu anggaran, termasuk lelang dengan pihak ketiga yang akan melaksanakan pekerjaan.
“Pihak ketiga harus mengoptimalkan kesempatan waktu yang diberikan, selain rugi kena denda, pemborong juga pastinya menunggu untuk pembayaran sesuai kontrak kerja pembangunan,” ujarnya, menambahkan.
Kado Awal Tahun Gagal
Direktur Mata Pemuda Institut (MPI) Nana Magadir menyoroti sekaligus menyayangkan pembangunan Taman Alun-Alun Singaparna yang harusnya selesai akhir tahun 2022 kemarin, belum juga rampung hingga saat ini.
Baca Juga:Irigasi Lancar, Petani SenangDinas Kesehatan Didemo Soal Alkes
“Harus kena denda keterlambatan, ada apa dengan keterlambatan itu. Pemborongnya yang kurang profesional, harusnya sudah selesai tapi ini lewat tahun belum beres,” ujarnya kepada Radar, Kamis (5/1/2023).
Nana menyebutkan, memang masih beberapa persen lagi, tapi itu dalam pengerjaannya belum selesai dan menunjukkan ketidak profesionalan. Tentunya, sangat menyayangkan karena warga berharap seharusnya tahun baru ini jadi kado bagi masyarakat.
“Sekarang kan ada perpanjangan, apakah sudah terpantau berapa persen yang sudah diselesaikan. Apakah sudah tuntas semuanya atau belum, ini harus terus ditinjau supaya pembangunannya cepat selesai dengan kualitas baik,” ujar dia, menjelaskan.
Menyikapi hal ini, kata dia, pihaknya akan mencoba audiensi dengan Dinas PU dan meminta dihadirkan pemborong. Sehingga bisa diketahui perencanaan dan lainnya, termasuk penyebab terjadinya keterlambatan.
“Jangan sampai keterlambatan ini dianggap sepele. Kita harus melihat ke belakang, di mana pembangunan stadion yang sampai saat ini tidak jelas,” ucap dia, menjelaskan. (dik /obi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!