PANGANDARAN, RADSIK – Okupansi atau tingkat hunian hotel selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diluar ekspektasi para pengusaha. Jumlahnya di bawah 50 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran Agus Mulyana mengatakan, okupansi hotel pada libur Nataru di luar ekspektasi. Pantai Pangandaran saja misalnya, okupansinya hanya 43,5 persen. Sedangkan secara keseluruhan hotel di Kabupaten Pangandaran hanya mencapai 23,05 persen. “Sangat di luar ekspektasi, karena mungkin imbas kabar hoaks yang luar biasa,” katanya kepada wartawan, Rabu (4/1/2023).
Dia mengatakan, momentum libur Nataru tahun ini memang sudah diprediksi akan mengalami penurunan. “Namun prediksi awal kami, penurunan tidak akan separah ini, tapi ternyata jauh dari ekspektasi,” ucapnya.
Baca Juga:Perangkat Desa Bisa Jadi Penyelenggara PemiluJumlah Personel Kodim Belum Ideal
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Padahal sebelum libur tahun baru, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Polda Jabar dan BMKG agar datang langsung ke Pangandaran. Melakukan peninjauan secara langsung kondisi yang sebenarnya. “Namun karena masyarakat memiliki pola pikir yang berbeda, sehingga anggapan informasi yang disampaikan soal waspada berwisata ke daerah sungai, gunung dan pantai menjadi permasalahan,” jelasnya.
Menurut Agus, wisatawan banyak yang memilih berwisata ke daerah yang dinilai lebih aman. “Terutama wisata di Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ucapnya
General Manager (GM) Hotel Aquarium Pangandaran Arief mengatakan, okupansi hotel saat liburan tahun baru turun. Jauh di banding tahun sebelumnya. “Padahal liburan tahun baru sebelumnya okupansi hotel mencapai 100 persen,” katanya.
Beberapa pemesan, kata dia, sempat membatalkan pesanan kamar. “Ada yang batal, ada juga yang sempat mau batal tapi dikasih penjelasan soal isu hoaks, akhirnya jadi ke Pangandaran,” ungkapnya. (den)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!