CIHIDEUNG, RADSIK – Salah satu penghias kawasan pedestrian yang cukup ikonik adalah Payung Geulis. Namun hiasan itu kerap hilang akibat ulah tangan-tangan jahil. Pantauan Radar, area yang dipasangi Payung Geulis menjadi salah satu spot favorit pengunjung yang melakukan swafoto. Variasi payung membuat hasil pengambilan gambar menjadi lebih berwarna.
Namun sedikit demi sedikit Payung Geulis yang terpasang kerap hilang satu per satu. Padahal posisinya cukup tinggi sekitar 3 meter dari permukaan jalan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) H Dudi Mulyadi mengakui bahwa pihaknya menerima laporan payung-payung yang hilang. Pihaknya tentu menyesalkan hal itu karena tentunya bisa mengurangi nilai estetika yang dibangun. “Kami juga tidak tahu siapa dan kapan payungnya dicopot,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (3/1/2023).
Baca Juga:Situ Gede Siap dengan Tampilan baruPrestasi Harus Jadi Motivasi
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Untuk pengamanannya pihaknya tidak bisa mengawasi selama 24 jam penuh. Maka dari itu dia meminta warga dan juga para pengunjung sama-sama menjaga apa yang ada di kawasan pedestrian. Bukan hanya Payung Geulis, namun juga sarana-sarana lain. “Supaya nilai estetikanya tetap terjaga,” katanya.
Perlu diketahui bahwa kawasan pedestrian tersebut dibangun menggunakan uang rakyat, termasuk hiasannya. Namun bukan berarti warga bisa seenaknya merusak atau mengambilnya untuk kepentingan apapun. “Itu milik bersama, jadi bukan untuk kepentingan satu atau dua orang saja,” katanya.
Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUTR Wenda Krisnawan menambahkan bahwa yang hilang bukan sebatas payung geulis saja. Lampu-lampu yang menghiasi area tersebut pun mulai hilang satu persatu. “Ada juga beberapa lampu yang hilang,” terangnya.
Meskipun di sisi lain tangan-tangan jahil tidak bertanggung jawab tidak bisa dinapikan adanya. Hal itu sebagaimana pesan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ketika mengunjungi kawasan pedestrian. “Jadi memang harus banyak sabar untuk menjaganya,” katanya. (rga)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!