SINGAPARNA, RADSIK – Memasuki tahun baru 2023, pasokan kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Singaparna terpantau stabil. Namun, harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan cukup signifikan.
Kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan signifikan yakni cabai rawit hijau. Naik 100 persen. Dari Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan cabai hijau naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Belum Rampung, Maksa Masuk Alun-AlunVolume Sampah Naik 10 Kali Lipat
Pedagang sayuran di Pasar Tradisional Singaparna Sodikin (40) menuturkan, selain cabai, harga bawang merah juga naik, dari asalnya Rp 17 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Kemudian, bawang putih dari Rp 20 ribu menjadi Rp 23 ribu per kilogram. Harga sayuran kol juga naik 100 persen dari asalnya Rp 4 ribu menjadi Rp 8 ribu per kilogram.
“Mulai naik pak, sudah sebelum Natal. Sekarang naik lagi mau tahun baru sampai sekarang. Cabai rawit naiknya tinggi sama dengan bawang merah,” tutur Sodikin kepada wartawan, Senin (2/1/2023).
Sodikin mengaku agar dagangannya tetap laku, ia menjual bawang merah, bawang putih, kemiri dan kacang dalam bentuk kemasan plastik kecil. “Satu plastik itu hanya berisi dua butir bawang merah dan putih. Harganya Rp 400 rupiah saja. Dijual rentengan lebih laku pak. Utamanya untuk pembeli warungan,” ujarnya.
Dia mensinyalir kenaikan harga sayuran dipengaruhi faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga hasil panen petani terkendala. Termasuk masuk momen Natal dan Tahun Baru.
Pedagang daging sapi, Atep, mengatakan harga daging sapi di Pasar Tradisional Singaparna juga naik. Biasanya dijual Rp 120 ribu per kilogram, sekarang Rp 140 ribu per kilogram. “Naik dari sananya. Tapi yang beli ada aja. Kebanyakan untuk disate, bakar-bakaran untuk tahun baru,” jelas dia.
Salah satu pembeli, Ikah (38), mengaku lebih memilih membeli cabai, bawang dan bumbu yang dikemas di plastik oleh pedagang. Selain harganya terjangkau, juga akan dijual kembali di warung kecilnya. Selain untuk kebutuhan dapur.
“Iya naik, katanya karena cuaca buruk, hasil tani sayurannya jadi sedikit. Jadi harga naik. Tambah lagi kebiasaan momen hari besar Natal dan Tahun Baru sudah biasa suka naik,” tutur dia.