Dia menyatakan sangat banyak karya yang dihasilkan oleh rekan-rekan mahasiswa. Mereka diwadahi dan sadar akan pentingnya literasi bukan hanya membaca tetapi menulis.
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, dia ingin mahasiswa sadar betapa pentingnya menganalisis sebuah berita.
”Bagaimana hari ini berita sudah menyebar ke mana-mana, menjadi sebuah inovasi bagi teman-teman mahasiswa, untuk memberikan kemanfaatan melalui media dan melek, serta sadar akan sebuah kemanfaatan dari sebuah jurnalistik ini,” tuturnya.
Baca Juga:DOB Katara Perlu Nota KomisiBUMDes Solusi Entaskan Kemiskinan
Pemred Radar Tasikmalaya Sandy AW dalam pelatihan jurnalistik itu menyampaikan tentang kewartawanan, penulisan berita dan foto jurnalistik.
Di era digital saat ini, Sandy mengingatkan kepada para peserta untuk selalu berhati-hati dengan informasi yang beredar di media sosial (medsos).
Para netizen tidak boleh menelan mentah-mentah informasi yang ada di medsos karena bisa saja merupakan kabar palsu atau hoaks. ”Jadi kalau kalian menerima informasi di medsos cek dulu ada atau tidak berita itu di media mainstream (arus utama). Misalnya sekarang yang lagi viral di medsos ’suami selingkuh dengan ibu mertua’. Nah itu cek dulu kebenarannya di media mainstream. Kalau ternyata ada beritanya, berarti informasi itu benar,” tutur alumni SMA Islam Cipasung itu. (obi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!