Salah seorang pengisi kios di Blok C Pasar Ciawi, Entat Hartati (58) mengatakan saat kebakaran terjadi kiosnya sudah tutup. Pasalnya di hari Minggu hanya berjualan setengah hari saja. “Kemarin saya tetap jualan, tapi jam 1 (13.00) sudah tutup,” ungkapnya kepada Radar di lokasi.
Saat diberi tahu ada kebakaran, dia bersama anak dan dua pegawainya langsung bergegas ke pasar. Saat tiba di lokasi, Entat bersama anak dan pekerjanya berupaya mengamankan barang dagangannya. “Ada sebagian yang bisa diselamatkan,” ucapnya.
Namun saat itu api sudah mulai membakar bagian atap kiosnya dan menurutnya kondisi sudah membahayakan. Dia pun menyuruh anak dan pekerjanya keluar dan merelakan sisa barang yang belum terangkut. “Karena keselamatan lebih penting,” katanya.
Baca Juga:Penjagaan Tetap Harus AdaCheka Optimis Perekonomian Akan Melesat
Entat berharap pemerintah bisa segera memperbaiki kerusakan akibat kebakaran. Karena selama perbaikan belum dilakukan, artinya dia harus mencari tempat untuk berjualan. “Ya paling saya harus pindah dulu ke tempat lain,” terangnya.
Disinggung soal kerugian yang dialami akibat kejadian tersebut, Entat tidak berani memperkirakan. Dia pun enggan berkomentar mengenai hitung-hitungan tersebut. “Enggak tahu kalau kerugian,” katanya.
Pembina Himpunan Pedagang Pasar (HIPAS) Ciawi H Widodo mengatakan pihaknya masih mengakomodir perhitungan kerugian dari para pengisi kios. Untuk sementara, diperkirakan kerugian mencapai Rp 16 miliar. “Itu belum semuanya,” katanya.
Di Blok C, kata H Widodo, memang jumlah kios pedagang ada sebanyak 158 unit. Namun yang terbakar bukan hanya kios, karena di situ juga ada lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL). “Jadi 158 kios belum termasuk PKL,” ucapnya.
Saat ini para pedagang bingung akan berjualan di mana pascakios terbakar. Pihaknya berharap pemerintah bisa bergerak cepat sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kepada para pedagang. “Kami sangat berharap pemerintah tanggap,” ucapnya.
Ada kekhawatiran pemerintah lamban dalam menyikapi hangusnya ratusan kios di pasar tersebut. Karena untuk penempatan kios darurat saja saat ini masih belum jelas. “Saya sebagai pedagang bingung juga nasib kami ke depannya bagaimana,” katanya.
Pascakebakaran tahun 2021, pihaknya sudah meminta pemkab untuk melengkapi sarana pasar. Di antaranya dengan pemasangan hidran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan sarana keamanan lainnya. “Tapi tidak satu pun terealisasi,” ujarnya.