“Jadi peserta yang muncul pada potongan video yang menyebar itu, memang peserta dari luar kota, karena event ini tingkat nasional dan melibatkan 200 peserta dari bebragai daerah,” tutur jelas Pimpinan Demode Artist Management Tasikmalaya itu.
Dia menyebut sejumlah agency yang mengikuti event tersebut juga telah menyampaikan permohonan maaf terhadap pelaksana kegiatan dan pemerintah daerah. Mulai dari Garut, Bandung dan lainnya.
“Kalau peserta dari Tasikmalaya relatif sudah mengerti kaidah atau batasan kesopanan berbusananya karena kita ada Perda Tata Nilai.
Baca Juga:Tak Perlu Ada Panggung di PedestrianBukan Komitmen, Tapi Ditawari
Hanya yang dari luar belum memahami secara utuh peraturan yang ada di kita,” ucapnya.
Sementara itu, Perwakilan Bintang Management Bandung Dicky menyampaikan permohonan maaf ketika talent yang ia boyong mengikuti kompetisi di Kota Tasikmalaya dipandang berbusana tidak sesuai. Sebab, selain talent yang ia bawa relatif usia dini dan tidak terkesan mengundang syahwat, pihaknya tidak mengetahui secara gamblang batasan kesopanan di Kota Tasik.
“Kami benar-benar meminta maaf, karena yang dikenakan talent sebetulnya di daerah lain relatif dinilai sudah sopan. Namun, ketika di Kota Tasikmalaya ternyata kulturnya berbeda dengan mayoritas masyarakatnya yang religius. Kmi menyesali dan akan memperbaiki ke depan sebagai pembelajaran,” ungkap Dicky.
Hal senada diungkapkan Dian, perwakilan Star Model Garut. Dia mengakun tidak tahu batasan aturan kesopanan berbusana di Kota Tasik. Ke depan, dia berjanji akan melakukan perbaikan apabila ada event lagi di Kota Tasik. Meski, berdasar pengalamannya mengikuti event serupa di berbagai daerah, hal seperti itu tidak menuai persoalan.
“Tidak sampai vulgar atau terlalu seksi juga. Tapi kita memohon maaf dan akan menjadikan pembelajaran ke depan, ketika ke Tasikmalaya kembali berkompetisi sudah tahu,” singkatnya. (igi)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!