Rifda Widi

Rifda Widi
Dahlan ISkan
0 Komentar

Sejak awal saya sudah melihat berita lelang Widi itu hanya akan bikin ramai di media. Pulau tidak bisa dilelang. Pulau bukanlah barang. Pulau adalah bagian dari tanah air suatu negara. Setidaknya lelang Widi itu telah besar manfaatnya: orang jadi tahu gugusan pulau Widi itu ada. Masuk Kabupaten Halmahera Selatan. Dekat Pulau Bacan. Indahnya tak terpermanai.

Berita lelang Widi telah jadi penggerak. Siapa tahu Bandara Oesman Sadik di Bacan akan diperpanjang. Menjadi 2.400 meter. Agar pesawat dari Makassar atau Manado bisa langsung ke Bacan. Sekarang ini panjang landasan pacu Oesman Sadik hanya 1.000 meter. Padahal dari Bandara Bacan lebih dekat ke Widi dibanding dari Bandara Sorong ke gugusan pulau Raja Ampat.

Hanya saja penduduk Pulau Bacan yang hanya 20.000 jiwa belum bisa mendukung dibangunnya bandara besar. Kecuali begitu banyak turis yang ke sana.  Batalnya lelang Widi tentu sangat menggembirakan orang seperti Rifda. “Saya dengar tidak hanya lelang dibatalkan. Pemda akan membatalkan izinnya,” ujar Rifda.

Baca Juga:Bicara Prestasi, Perlu Sarana RepresentatifATCS Ditarget Rampung Sebelum Nataru

Apakah Rifda berminat mengelola Widi? “Pasti dong,” katanyi. Apalagi proyek Kampung Agrinex  yang di pedalaman Banten itu sudah terealisasi. Saya belum pernah ke kampung Agrinex itu. Tentu saya ingin ke sana. Apalagi kalau bisa bersama para komentator perusuh Disway. Beserta jamaahnya. Siapa tahu makan buah tropik Agrinex bisa menjinakkan mereka. (*)

 NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

Laman:

1 2 3
0 Komentar