PANGANDARAN, RADSIK – Wisata Jojogan Hills di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi sudah lama mati suri. Padahal jauh sebelumnya, wisata tersebut cukup populer.
Kepala Desa Cintaratu Herna Yadi mengatakan, salah satu alasan Jojogan Hills sepi pengunjung karena medannya cukup sulit dilewati. “Turun ke tempat berenangnya juga jauh, banyak yang mengeluhkan,” jelasnya, Rabu (14/12/2022).
Ia mengatakan, lama kelamaan wisatawan pun enggan datang kesana. Rumah makan juga ditutup. “Sekarang juga masih ada, tapi bisa dihitung dengan jari. Itu pun hanya akhir pekan,” tuturnya.
Baca Juga:Plaza Asia Konsisten Gelar Donor DarahRaih Juara 2 Festival Dalang Anak Nasional
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Pengelolaan Jojogan Hill, kata di, dilakukan BUMDes. Untuk pemasukan sangat jomplang dengan pemasukan. “Makanya separuhnya malah jadi leuweung (hutan, Red) lagi,” terangnya.
Menurutnya, kawasan itu nantinya malah akan dibuat jadi budidaya lebah madu. “Itu pun baru rencana, ya kalau mau dilanjutkan lagi, harus bikin inovasi,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, saat ini Jojogan Hills sudah tidak lagi dikunjungi wisatawan lokal maupun nasional. “Ya memang sekarang sudah tidak ada lagi yang merawatnya, jadi sepi,” katanya.
Jojogan Hills memiliki potensi untuk objek wisata alam di daerah perbukitan. “Nanti kami bahas soal pengelolaan ulang objek wisata alam yang sepi pengunjung. Terutama dari segi promosi,” ucapnya.
Dirinya mengatakan potensi wisata selain yang dikelola Pemkab Pangandaran cukup banyak. “Beberapa ada yang dikelola oleh desa, karang taruna dan Pokdarwis,” ujarnya. (den)
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!