PAGERAGEUNG, RADSIK – Para pemuda milenial yang beranggotakan 10 orang di Desa Guranteng Kecamatan Pagerageung mengembangkan kopi jenis robusta yang diberi nama Java Robusta Guranteng.
Trisna Kurnia, salah satu petani muda milenial mengatakan, terbentuknya petani muda di Desa Guranteng ini sejak tahun 2017 yang lalu. Kebetulan dulu belum ke produk. Dari pascapanen, kopi jenis robusta itu dikeringkan dan setelah jadi green bean langsung dijual. Karena keterbatasan pengetahuan, sehingga tidak diolah.
“Setelah ada pembinaan dan pelatihan dari ITB Bandung pada tahun 2022 bulan Mei kemarin, kami diberi pemahaman saat pascapanen dan cara pemilihan ceri atau buah yang matang dan cara proses pengeringan sesuai SOP. Salah satunya dengan cara proses natural, honey proses dan semi washed,” ujarnya kepada Radar, kemarin.
Baca Juga:Kenduri KabinetKinerja ASN DPUTRLH Terus Ditingkatkan
Trisna menyebutkan, dia bersama anggota petani milenial lainnya mengelola lahan seluas dua hektare yang ditanami kopi jenis robusta. Dalam setahun, bisa panen 1-2 kali dengan hasil lima ton paling banyak dan 500 kg paling sedikit. Itu pun dikelola oleh empat orang, sedangkan yang lainnya ada yang mengelola lahan sendiri.
Ia mengaku baru membaca potensi besar kopi pada beberapa tahun belakangan ini, dikarenakan para petani selama ini sering menjual ke pengepul dengan harga murah. Makanya bersama anggota yang lain ingin bangkit, untuk memajukan kopi khas Guranteng. Paling tidak, kopi ini dapat harga yang sesuai.
“Para petani milenial dari Desa gGranteng ini memilih untuk memproses hingga menjual kopi sendiri. Setelah itu, pihaknya juga mencoba untuk memasarkan hingga nantinya bisa dijual ke beberapa daerah, karena harga kopinya cenderung dapat stabil,” ujar dia.
“Saya bersama anggota yang lainnya melihat ada peluang yang baik dengan mengembangkan kopi ini. Dengan memanfaatkan lahan milik saudara yang kosong, kemudian potensi pohon kopi memang bagus dikembangkan. Selain itu karena memang saya pecinta kopi juga,” ucapnya, menambahkan.
Saat ini, kopi java sudah dijual ke daerah tetangga. Bahkan ada juga yang membawa langsung dari Raja Desa Ciamis. Itu tanpa sortir dan semuanya masuk dijual dengan harga sebesar Rp 22.000-Rp 23.000. “Bahkan belum lama ini kami menjual kopi robusta ke kafe dengan harga Rp 27.000-30.000, itu pun green bean tanpan roasting.