Di Tambun, Anwar mendapat suara 32.000. Pesaingnya, dari Perikatan Nasional, kalah 6.000 suara: 26.000. Calon dari Barisan Nasional dapat 16.000. Calon keempat hanya dapat 656 suara.
Kenduri Rakyat itu memang ramai, tapi pasti kalah ramai dengan apa yang berseliweran di otak Anwar. Ia harus mengumumkan kabinet setelah pulang ke Kuala Lumpur sore kemarin. Ia sudah berjanji kabinetnya nanti ramping sekali. Tidak boleh hidup mewah. Gajinya dipotong. Lebih kecil dari gaji kabinet yang lalu. Juga harus mewakili semua komponen koalisi, termasuk harus mengakomodasikan Serawak dan Sabah.
Anwar sendiri sudah menolak mobil dinas jenis limousine. Bahkan ia juga minta tidak digaji. Anwar harus memikirkan kebutuhan hidup rakyat yang harganya naik. Acara rapat pertamanya usai dilantik sebagai perdana menteri: membahas harga-harga kebutuhan pokok.
Baca Juga:Kinerja ASN DPUTRLH Terus DitingkatkanGadis SMP Diduga Dibunuh
Tidak mudah mendapatkan menteri seperti itu. Apalagi salah satu anggota koalisinya adalah Barisan Nasional yang punya citra penuh dengan korupsi.
Yang juga sulit adalah mencari menteri keuangan. Anwar adalah mantan menteri keuangan yang terkenal. Bisa saja ia merangkap menjadi menteri keuangan seperti ketika menjabat wakil perdana menteri di zaman Mahathir Muhammad dulu. Tapi Anwar sudah menegaskan: tidak akan merangkap jabatan menkeu.
Mengangkat kembali Lim Guan Eng? Secara politik tepat: sekalian mengakomodasikan partai Tionghoa, DAP, yang memperoleh kursi lebih banyak dari partai Anwar sendiri: PKR.
Tapi Guan Eng kini ketua umum Partai DAP. Apakah masih cukup waktu. Ia juga baru saja meninggalkan konflik berat di Serawak. Saking marahnya rakyat Serawak sampai hampir semua kursi DPR dari Serawak dirampas habis oleh Gerakan Partai Serawak (GPS). Guan Eng memang sudah minta maaf, tapi luka lama bisa memerah kembali kapan saja.
Sebenarnya Guan Eng tidak salah. Ia mengungkapkan fakta. Tapi ucapan itu menyakitkan perasaan. ”Serawak masih punya utang 2,5 miliar Ringgit kepada pemerintah pusat,” ujar Guan Eng. Itu harus dibayar. Kalau tidak, dana untuk rehabilitasi sekolah-sekolah di Serawak tidak bisa dicairkan.
Guan Eng, menteri keuangan di zaman Mahathir II, punya data semua itu. Bahkan ia masih mengecam kebiasaan boros di Serawak. ”Serawak akan bangkrut dalam tiga tahun kalau tetap dikuasai GPS,” ujar Guan Eng.