Kerja Prakerja

Kerja Prakerja
Dahlan ISkan
0 Komentar

Seperti BLT, Kartu Prakerja juga dimulai dengan kontroversi yang luar biasa. Sama-sama dicurigai berbau politik kepentingan. Toh akhirnya sangat baik.

Penerus program ini kelak malah tinggal menikmati hasil positifnya. Semua yang pahit-pahit sudah dilewati. Kesalahan-kesalahan awal sudah diperbaiki.

Sukses Kartu Prakerja ini rasanya membuat ada pola lama yang langsung tidak relevan lagi: Balai Latihan Kerja (BLK). Rasanya kalau program Kartu Prakerja ini kian matang, BLK bisa diakhiri.

Baca Juga:Sssttt… Tunjangan Dewan Naik!Usulan Kenaikan Upah Buruh Deadlock

Kartu Prakerja diberi anggaran sekitar Rp 20 triliun/tahun. Lewat mekanisme IT seperti Kartu Prakerja rasanya seluruh anggaran bisa langsung sampai ke penerima manfaat. Tidak banyak dana yang habis untuk membiayai operasional organisasi.

”Apakah kelak akan kembali menjadi dosen?” tanya saya pada Denni.

”Belum. Ingin menuntaskan program ini dulu,” katanyi. ”Ini kan pekerjaan dosen juga, hanya beda cara,” kata Denni.

”Tapi, kenapa sih diberi nama Denni? Yang mengesankan laki-laki?” tanya saya.

”Mungkin saya bukan anak wanita yang dikehendaki…” kata Denni lantas ngakak. ”Banyak yang memanggil saya ’bapak’ saat mulai bicara di telepon untuk kali yang pertama”.

”Anda merasa agak tomboy?”

”Sangat! Hahaha… ”. (*)

NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar