UMNO ogah. UMNO melihat Anwar terlalu dekat ke Tionghoa. GPS ogah. GPS melihat Muhyidin terlalu dekat ke partai Islam. Padahal semua kursi GPS diduduki oleh orang Kristen.
Raja lantas memanggil semua anggota DPR dari UMNO. Mereka ditanya sendiri oleh raja satu per satu: mau atau tidak mendukung salah satu dari dua tokoh itu. Mereka kompak: tidak ada yang mau.
Raja juga memanggil 23 anggota DPR dari GPS. Mereka pun terbang dari Kuching ke Kuala Lumpur. Mereka ditanya satu per satu: maukah mendukung salah satu dari dua tokoh tersebut.
Mereka kompak: tidak mau.
Baca Juga:Tampil Cantik dan Fresh Bersama WardahTingkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya
Sampai jam 12.00 siang kemarin raja masih berupaya menelusuri aspirasi dari semua pihak. Wartawan berkumpul di depan istana. Sejak Senin lalu. Siang-malam. Berkemah di situ. Tiga hari. KFC mengirim ayam goreng ke kemah itu. Mereka melihat wartawan nggak sempat cari makan. Restoran lain juga berbuat hal yang sama. Nasi Lemak Royale kirim puluhan bungkus ke depan istana raja. Demikian juga McDonald’s. Sekitar 60 wartawan tidak mau beranjak dari situ.
Pukul 12.05 kemarin pintu 1 Istana membuka. Wartawan fokus ke pintu itu: siapa lagi yang dipanggil. Ternyata justru raja sendiri yang lewat pintu itu. Raja terlihat meninggalkan Istana. Mengemudikan mobil sendiri. Entah ke mana. Tapi wartawan tetap berjaga di sana.
Setelah dipanggil ke Istana itu para tokoh UMNO kumpul lagi. Kemarin sore. Di sebuah hotel besar di Kuala Lumpur. Hasil rapatnya belum diketahui.
Pagi ini raja masih belum membuat keputusan. Raja masih mengundang 9 raja lainnya untuk minta pendapat para sultan itu. Belum ada yang tahu apa kira-kira putusan Raja. Lantas siapa yang akan ditunjuk. Raja sangat menghormati hasil pemilu. Raja tahu bahwa politik sudah membelenggu Malaysia selama tiga tahun terakhir.
Mahathir tidak dilibatkan sama sekali. Partainya, Partai Pejuang Tanah Air, memang gagal total. Dapat 0 kursi. Mahathir sendiri hanya dapat suara urutan keempat dari lima calon di Dapil basisnya: Langkawi, utara Pulau Penang.
Mahathir sudah bikin pernyataan bisa menerima hasil pemilu. Yang bisa ia lakukan sekarang, katanya, hanya mengamati proses pembentukan pemerintahan hasil Pemilu ke-15. Selebihnya ia hanya akan menulis buku. Yakni buku sejarah. “Banyak kejadian yang belum ditulis, termasuk di zaman penjajahan Inggris,” kata Mahathir kepada media di sana. “Saya juga akan melayani wawancara para penulis,” tambah tokoh berukir 97 tahun itu.