Para ASN di bawah komando Drs H Ivan Dicksan pun sempat memberikan kejutan dengan naik ke atas stage dan membawakan lagu perpisahan.
Pada kesempatan tersebut Ivan menyampaikan rasa terima kasihnya atas pengabdian Yusuf. Dia percaya politisi Golkar itu akan tetap berkontribusi untuk Kota Tasikmalaya. ”Tidak ada selamat tinggal, tapi sampai jumpa,” tuturnya.
Yusuf mengakhiri jabatannya sebagai Wali Kota Tasikmalaya dengan meninggalkan catatan sejarah penting. Salah satunya adalah penataan Jalan HZ Mustofa dan Cihideung yang belum pernah dilakukan oleh para kepala daerah sebelumnya.
Baca Juga:Besok, Pengurus Demokrat Kota DilantikWishnu Wishnu
Di pusat perekonomian itu membentang semipedestrian yang mulai dinikmati masyarakat. Namun masih memunculkan polemik tentang diizinkan atau tidaknya pedagang kaki lima (PKL) berjualan di kawasan tersebut. Ini akan menjadi tantangan bagi Dr Cheka. Buah pemikirannya menentukan.
Selain soal pemanfaatan kawasan semipedestrian, label Kota Tasikmalaya sebagai kota termiskin se-Jawa Barat juga mesti diperhatikan. Sejak tiga tahun terakhir, garis kemiskinan di Kota Tasikmalaya dari tahun ke tahun meningkat.
Direktur Galunggung Center for Research and Consultancy sekaligus pekerja sosial Mia Wastuti SSos MSc Meng menulis bahwa Garis Kemiskinan Kota Tasikmalaya jauh di atas Garis Kemiskinan Provinsi Jawa Barat, apalagi dibandingkan dengan daerah Priangan Timur lain.
Garis Kemiskinan adalah kebutuhan per orang per bulan. Satu keluarga dengan satu istri dan dua anak akan dinilai tidak miskin jika secara total penghasilan keluarga tersebut mencapai 1.920.000,00 per bulan.
Head Count Index (HCI-P0) adalah persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK). Pada 2021, jumlah persentase penduduk miskin di Kota Tasikmalaya adalah 13,13 persen. Artinya, ada 13,13 persen dari total penduduk Kota Tasikmalaya yang pendapatannya per orang sama dengan atau kurang dari Garis Kemiskinan Kota Tasikmalaya pada 2021 adalah Rp 480.341/bulan.
Salah satu misi Pemerintah Kota Tasikmalaya 2017-2022 adalah menurunkan Angka Kemiskinan 1 persen per tahun. Dimulai dengan angka 14,48 pada 2017 dan masih di angka 13,13 pada 2022. Selain adanya pandemi yang tidak diduga, dibandingkan yang dilakukan daerah lain, program penanggulangan kemiskinan di Kota Tasikmalaya masih belum optimal. Terbukti dengan predikat kota termiskin se-Jawa Barat masih milik Kota Tasikmalaya. (rga)